Menteri Hatta Tagih Janji Swasembada Pangan Mentan

Kementan Siapkan Rp 8,3 Triliun

Jumat, 06 September 2013, 09:46 WIB
Menteri Hatta Tagih Janji Swasembada Pangan Mentan
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono
rmol news logo Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan dana Rp 8,3 triliun untuk merealisasikan program swasembada pangan pada tahun depan.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan, anggaran tersebut untuk mencapai surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi pangan seperti jagung, kedelai, tebu dan daging.

Untuk mencapai surplus 10 juta ton beras, pihaknya menyiapkan Rp 4,54 triliun, swasembada berkelanjutan jagung sebesar Rp 398,2 miliar, swasembada kedelai Rp 874,6 miliar, swasembada gula Rp 980,6 miliar dan untuk swasembada daging Rp 1,49 triliun.

“Khusus untuk kedelai akan difokuskan pada peningkatan produktivitas di wilayah sentra pertanaman, sudah ada Perluasan Areal Tanam (PAT) pada lahan kering, lahan Perhutani dan lahan telantar melalui fasilitas bantuan benih, sarana produksi dan dengan pengawalan yang intensif,” papar Suswono.

Selain itu, untuk mendukung swasembada daging, Suswono mengaku siap meningkatkan populasi ternak sapi dengan cara pengembangan kawasan dan budidaya sapi potong, Penguatan Modal Usaha Kelompok (PUMK) dan pengembangan pakan.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa meminta Menteri Suswono konsisten merealisasikan target swasembada lima komoditas pangan. Dari lima komoditas itu, Hatta mengklaim, hanya daging sapi dan kedelai yang belum mencapai swasembada.

“Jagung, beras, gula (kecuali untuk industri) sudah swasembada. Ini persoalan meningkatkan produksi, tinggal Menteri Pertanian konsisten menjalankan itu,” katanya.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto menyayangkan ketergantungan pemerintah terhadap impor pangan. Karena itu, dia mendesak pemerintah  segera membenahi pertanian.

“IPB merasakan pembangunan pertanian belum optimal dilaksanakan. Hal itu ditandai dengan masih rendahnya produksi pertanian dalam negeri dibandingkan kebutuhan pangan nasional,” katanya.

Dia bilang, masih tingginya ketergantungan terhadap impor pertanian berdampak pada kelangkaan dan tingginya harga di dalam negeri. Apalagi, kesejahteraan petani, nelayan dan peternak juga masih rendah.

Menurut Herry, lima langkah untuk meningkatkan pertanian dalam negeri. Pertama, pengembangan komoditas pertanian berbasis sumber pangan seperti jagung, kedelai, padi. Kedua, memperkuat pengembangan industri berbasis kawasan dari hulu ke hilir yang terintegrasi.

Sedangkan ketiga, mengoptimalkan dan mengeksplarasi kekayaan laut secara bijak dengan penerapan iptek serta penanganan pasca panen secara baik.

Keempat, penguatan pengembangan bioenergi dan energi terbarukan secara terpadu. Dan kelima, penguatan kebijakan dan regulasi pertanian yang komprehensif, progresif dan konsisten. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA