Hal tersebut disampaikan Deputi Menko Perekonomian Bidang industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, kepada wartawan usai menghadiri Festival Seruya Expo bersama Menteri Hatta Rajasa di Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (28/8)
Edy menambahkan, nantinya alokasi dana CSR perusahaan-perusahaan besar berskala internasional yang beroperasi di Indonesia itu dialihkan untuk mengembangkan kewirausahaan. Menurutnya, rencana ini sudah disosialisasikan ke 214 perusahaan multinasional yang berasal dari negara-negara anggota APEC dan mendapat sambutan positif.
"Mereka sadar sudah bisa mengambil untung dari berusaha di sini. Jadi mereka bersedia untuk ikut berkontribusi lebih lewat CSR-nya, apalagi jika jelas untuk mengembangkan wirausaha," kata Edy.
Menurut Edy hanya ada satu dari 214 perusahaan multinasional tersebut yang menolak dengan alasan tertentu. Namun, Edy belum bisa memastikan jumlah dana yang bisa terkumpul dari program ini. Kata Edy, nilainya bisa mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah bisa terkumpul.
"Tapi dari semua perusahaan itu, memang tak semuanya akan memberikan cash, ada juga dalam bentuk lain. Misalnya saja ada perusahaan dari Korea yang bersedia memberangkatkan wirausahawan atau pelaku UKM ke Korea untuk belajar," beber Edy
Sejatinya, menurut Edy, karena program ini dicanangkan di forum internasional, pemerintah berinisiatif untuk menjadikan program ini di berlaku di seluruh ASEAN dan bersifat berkelanjutan.
"Jadi, misalnya nanti APEC di Filipina, juga diterapkan hal ini buat perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Filipina," harap Edy
Untuk diketahui, Kementerian Koperasi dan UKM saat ini juga tengah menggalakkan pertumbuhan wirausaha melalui program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang telah memasuki tahun ketiga. Didukung program instansi lain yang memiliki program sama untuk mencapai angka 2 persen wirausaha, pemerintah opsitimistis target itu bisa tercapai.
Hingga kini jumlah wirausaha di Indonesia hanya 570.339 atau 0,24 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 237,64 juta orang. Padahal untuk jadi bangsa maju, dibutuhkan wirausaha minimal 2 persen dari jumlah penduduk.
Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara Asean lainnya yang memiliki rasio jumlah wirausaha lebih tinggi. Negara Asean tertinggi yang memiliki jumlah wirausaha adalah Singapura (7 persen dari jumlah penduduk), diikuti Malaysia (3 persen).
[ald]
BERITA TERKAIT: