Begitu disampaikan mantan Menteri Kordiantor Bidang Ekonomi, DR. Rizal Ramli, ketika diminta pendapatnya tentang persoalan UKM dan krisis global dalam dialog yang diselenggarakan dan dipancarluaskan oleh Jogja TV, di studio Jogja TV, Sabtu (30/3).
Penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu mengatakan, segala masalah terkait sektor UKM terjadi karena buruknya sistem pemberian modal dan pemasaran produk UKM. Sistem target dan pelantara yang berjalan saat ini, dicontohkan dia, membuat KUR tidak tepat sasaran.
"Dengan sistem ini ada banyak KUR palsu. Petani misalnya dikumpulkan oleh broker, brokernya dapat KUR tapi kemudian KUR nya tidak sampai ke mereka," katanya.
Dia juga mengatakan tidak adanya rancangan secara nasional dari pemerintah untuk menumbuhkembangkan UKM. Untuk itu, penting untuk belajar dari model UKM yang ada di Jepang dan China. Di kedua negara ini UKM-UKM cukup kecil tapi inovatif dan bergeliat dinamis.
Bisa juga, kata dia, bantuan permodalan dilakukan dengan mencontoh Kupedes yang digalakkan BRI. Kupedes yang oleh pemenang nobel asal Bangladesh Muhammad Yunus dipelajari secara mendalam, secara organisasi cukup bagus dan risiko terjadinya kredit macet sangat kecil.
"Pola-pola ini harus kita tiru untuk UKM di seluruh Indonesia," pungkas Rizal Ramli, yang pernah menjabat Kepala Badan Urusan Logistik.