“Jangan sampai dana hasil penghematan BBM hanya dikuÂcurkan di Jawa. Idealnya dana hasil pengÂhematan subÂsidi BBM diÂperÂuntukkan bagi pembaÂnguÂnan infrastruktur. Apalagi keÂterÂseÂdiaan infraÂstruktur anÂtar daerah maÂsih belum meraÂta,†pinta angÂgota Pengurus Harian YaÂyasan LemÂbaga KonÂsumen IndoÂneÂsia (YLKI) Tulus Abadi, kemaÂrin.
Dia berharap, pemberian banÂtuan langsung tunai (BLT) dan realokasi anggaran dana subsiÂdi untuk membangun faÂsilitas pendidikan, kesehatan dan inÂfrastruktur lebih tepat saÂsaran.
“Kawasan Indonesia bagian timur saat ini masih meÂrasakan ketidakadilan pemÂbaÂngunan. Bahkan, konÂdisi di wilayah PaÂpua masih memprihatinkan. InÂÂfraÂstruktur dasar seperti transÂÂportasi umum masih saÂngat miÂnim. Hal ini mengakiÂbatkan seluruh rakyat Papua haÂrus menangÂgung beban ekoÂnomi yang lebih tinggi dibanÂdingkan dengan masyarakat di Pulau Jawa,†jelasnya.
Untuk itu, dia meminta reÂalokasi anggaran subsidi BBM sebaiknya untuk pemÂbanguÂnan infrastruktur atauÂpun peÂnyeÂdiaan sarana dan praÂsarana transportasi massal darat dan laut demi rasa keadilan bagi maÂsyarakat luas. “Kalau peÂmeÂÂrintah mengÂaloÂkaÂsikan Rp 5 triliun untuk pemÂbaÂngunÂan inÂfrastruktur dari daÂna hasil pengÂhematan subsidi BBM, jumÂlah ini kecil sekali,†ujarnya.
Sedangkan dana untuk banÂtuan langsung sementara maÂsyarakat (BLSM) diÂalokasiÂkan oleh pemerintah sampai Rp 25 triÂliun. “Ini jelas perlu diÂperÂtimbangkan kembali. Sebab, dalam jangka meneÂngah dan panjang, pemenuhÂan infraÂstruktur sangat dibuÂtuhkan unÂtuk mendorong perÂekoÂnoÂmiÂan,†tuturnya.
OrgaÂnisasi AngÂkutan Darat (OrganÂda) meÂminta tambahan insenÂtif seÂbeÂsar Rp 4 triliun untuk meÂÂreÂvitalisasi armada angÂkutÂan peÂnumpang. Ketua Umum DPP OrÂganÂda Eka Sari Lorena mengaÂtakan, peÂreÂmaÂjaan angkutan penumÂpang sebagai antisipasi dari keÂnaikÂan harga BBM berÂÂsubÂsidi yang direncanakan 1 April. Dengan reviÂtaÂlisasi kendaraan, maÂka bahan baÂkar yang diÂguÂnakan menjadi lebih efisien.
“Jumlah angkutan penumÂpang di Indonesia diperkirakan sebanyak 1 juta unit kendaraÂan. Anggaran tambahan sebeÂsar Rp 4 triliun itu hanya menÂcukupi untuk merevitalisasi sebanyak 33 persen dari 1 juta unit kenÂdaraan,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: