Wacik dan Komisi VII DPR menyepakati subsidi listrik Rp 64,9 triliun dalam APBNP atau naik Rp 24,52 triliun dari subsidi APBN. Jumlah tersebut di bawah usulan dalam nota keuangan APBNP sebesar Rp 93 triliun. Dalam rapat tersebut juga diseÂpakati kenaikan tarif dasar lisÂtrik (TDL) ditunda tahun depan.
Namun, Agus Marto menilai, penambahan subsidi yang masih di bawah usulan pemerintah itu akan berdampak pada memÂbuÂruknya kinerja PLN. Bahkan, dengan tidak adanya kenaikan TDL, jumlah subsidi akan meÂlonjak sampai Rp 98 triliun.
Selain itu, proyek pembangkit listrik 10 ribu Megawatt bakal terÂbengkalai. Akibatnya 2,5 juta rakÂyat di daerah terpencil batal meÂnikmati listrik. Agus tetap ngotot minta tambahan subsidi keÂpada Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Ketidakkompakan ini memÂbuat rapat panja asumsi berlarut-larut di Banggar. Karena dinilai berlarut-larut, bekas Dirut Bank ManÂdiri ini pun akhirnya meÂminÂÂta maaf kepada Banggar soal tiÂdak kompaknya pemerintah terÂkait masalah subsidi listrik.
Anggota Komisi VII DPR Ali Kastela mengatakan, ada ketiÂdakÂÂkompakan antara Menteri ESDM Jero Wacik dengan MenÂkeu Agus Martowardojo dalam membahas subsidi listrik. SehaÂrusnya, kata dia, subsidi listrik sudah selesai dan tidak perÂlu diÂbahas lagi di Banggar karena suÂdah diketok di Komisi VII DPR dan Menteri ESDM Jero Wacik.
“Ini aneh, Menkeu minta tamÂbaÂhan subsidi lagi kepada BangÂgar. Ini memperlihatkan Agus dan WaÂcik tidak kompak menyusun angÂÂgaran subsidi listrik,†kritiknya.
Menurut anggota Fraksi Partai Hanura itu, kejadian ini baru perÂtama kali terjadi di Banggar. BiaÂsanya, kata dia, Menkeu sebaÂgai pemegang kuasa anggaran selalu meminta berhemat, tapi yang terÂjadi ini minta diperÂbanyak subÂsidi listrik. “Jangan bebankan keÂsalaÂhan PLN kepada masyaÂrakat,†tandasnya.
Ketika masalah itu dikonÂfirÂmasi, Wacik membantah diriÂnya tak kompak dengan Agus Marto. “Bukan mis komunikasi, kan kita memperjuangkan angka Rp 93 triliun (subsidi),.dD Komisi VII ini dibantah, istilahnya dalam arÂguÂmentasi itu saya tidak berÂhasil meyakinkan Komisi VII sehingga cuma disepakati Rp 64,9 triliun,†ujar Wacik di DPR, kemarin.
Wacik menjelaskan, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR telah menyepakati beberaÂpa perubahan asumsi energi yang akan ditetapkan dalam APBNP 2012. Hanya subsidi BBM yang tidak maksimal.
Menurut menteri asal Partai Demokrat ini, sekarang permaÂsaÂlahan tersebut sudah selesai di Banggar. Penambahan subsidi listrik dialokasikan melalui caÂdangan risiko fiskal yang diÂangÂgarÂkan Rp 23 triliun tahun ini.
“Kelihatannya sudah clear tapi polanya berbeda karena tidak boleh mengubah keputusan KoÂmiÂsi VII tapi akan ditambahkan dalam cadangan energi,†ujarnya.
Dalam kesempatan yang saÂma, Agus Marto mengatakan, peÂmeÂrintah mengusulkan tambaÂhan subsidi listrik dalam cadangÂan risiko fiskal Rp 26 triliun. “Tapi kalau mau diturunkan Rp 23 triÂliun kami masih nyaman,†ujar Agus di DPR, kemarin.
Agus menjanjikan, dengan tambahan tersebut PLN masih dapat meningkatkan kinerjanya sehingga risiko yang diperkiraÂkan akan terjadi dengan kurangÂnya subsidi listrik dapat teratasi.
Menurutnya, PLN menjanjikan untuk menyelesaikan investasi yang belum selesai termasuk proÂyek 10 ribu Megawatt tahap I. KeÂmudian, menjaga agar utang-utang PLN tidak ada yang wan prestasi, terus pemasangan samÂbungan baru 2,5 juta bisa dilaÂkuÂkan. “PemaÂdaÂman bergilir dihaÂrapkan bisa dihinÂdari,†tandasnya.
Sebelumnya, Ekonom UniverÂsitas Gajah Mada (UGM) AngÂgiÂto Abimanyu menyayangkan peÂrenÂcanaan yang dilakukan peÂmerintah dalam menyusun APBN 2012. Sebab, banyak asumsi yang diubah dalam APBNP.
“Ini sudah tidak seperti ranÂcangan APBNP lagi, ini seolah-olah membuat APBN baru dalam waktu satu bulan. Perlu diperÂhaÂtiÂkan bagaimana bisa melaÂkukan perubahan APBN yang begitu baÂnyak dan rumit,†ujar Anggito.
Untuk diketahui, dalam pemÂbahasan APBNP pemerintah meÂlakukan beberapa perubahan, anÂtara lain Indonesia Crude Price (ICP) dipatok 105 dolar AS per barel dari sebelumnya 90 dolar AS per barel, lifting minyak tuÂrun dari 950 barel perhari menÂjadi 93 barel per hari.[Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.