akil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatdmojo/Net
Mayoritas perusahaan di seluruh dunia babak belur jelang dua tahun pandemi Covid-19. Namun, seiring mulai melandainya penularan dengan diberlakukan berbagai kebijakan ketat, pemulihan baik dalam sektor kesehatan, ekonomi dan sosial berangsur membaik.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatdmojo mengatakan, saat ini seluruh dunia sedang berusaha untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi yang menghantam selama kurang lebih dua tahun terakhir.
Sehingga ia melihat, banyak perusahaan yang membangun optimismenya agar bisa memulai kembali usahanya dengan model berbisnis gaya baru yang melibatkan platform digital.
"Di seluruh dunia saat ini
mood-nya adalah
mood untuk
recovery, ini penting untuk kita membangun optimisme ya," ucap Kartika dalam webinar Datacore.id bertajuk 'Strategi Penyelamatan Perusahaan di Masa Pandemi Covid-19', Selasa (21/9).
Menurutnya, seluruh masyarakat Indonesia perlu beradaptasi dengan pandemi Covid-19, dan menganggap hidup berdampingan dengan Covid-19 ini sebagai gaya hidup normal baru yang harus dihadapi untuk membangun optimisme.
"Karena, tentunya tantangan Covid-19 ini harus sebagai tantangan jangka panjang dan saya rasa istilah bahwa kita akan hidup dengan Covid-19 sebagai
formality itu harus diadopsi secara penuh," tuturnya.
Kartika menekankan tiga hal yang bisa dilakukan untuk memulai transformasi BUMN. Di mana yang pertama menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan tetap memperluas cakupan vaksinasi.
"Ini menjadi kunci utama untuk
recovery termasuk penggunaan platform seperti Peduli Lindungi," katanya.
Kemudian yang kedua, adaptasi ekonomi para perusahaan BUMN sektor perbankan bisa menjadi contoh transformasi bagi perusahaan-perusahaan di masa
new normal. Yang salah satu bentuknya adalah menggunakan aplikasi
superapps "Layanan
superapps bisa membantu masyarakat agar tidak repot mengantri di ATM dan berbelanja menggunakan uang
cash, bisa digunakan
seemless tanpa perlu ada interaksi dengan pegawai kita," tuturnya.
Dengan cara itu, Kartika membayangkan nasabah tidak perlu mengantri lagi di cabang atau untuk mengambil uang di atm ataupun teller bank. Dirinya bahkan mengkalkulasi, akan ada 90 persen transaksi bisa dilalui dalam platform
superapps di masing-masing bank digital.
"Diharapkan menjadi kunci bahwa tadi protokol kesehatan dan vaksinasi juga adaptasi kepada layanan yang baru,†imbuhnya.
Membangun usaha model baru, lanjut sosok yang kerap disapa Tiko ini, juga salah satu strategi menyelamatkan perusahaan di era pandemi Covid-19. Pasalnya, selama menghadapi masa krisis kesehatan setahun lebih yang lalu, muncul segmen ekonomi baru yang tumbuh positif. Di mana salah satunya adalah dengan menggunakan layanan digital.
"Kalau kita lihat bisnis umkm untuk makanan ya. Sebagai contoh justru
demand untuk
delivery food kan luar biasa besar. Saya rasa banyak pengusaha UMKM yang
shifting menjadi pengusaha untuk menjadikan bisnisnya menjadi
delivery," tutupnya.