Berita

Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andie Arief/Net

Politik

Andi Arief: Jika Kami Diam, Ruang Publik Dikuasai Buzzer Dan Negara Akan Hancur

SELASA, 27 JULI 2021 | 14:48 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Partai Demokrat tidak akan tinggal diam dengan massifnya serangan pendengung atau buzzer pada partai berlambang mercy ini.

Menurut Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andie Arief sikap diam partainya justru akan membuat negara hancur.

"Jika kami diam, lalu ruang publik dikuasai BuzzerRp, negara akan hancur pada waktunya nanti," ujar Andi Arief disertai unggahan video narasi di akun Twiiter-nya, Selasa (27/7).

Pada video tersebut, narator membuka dengan mengaskan bahwa pada dasarnya bangsa Indonesia tidak kekurangan orang terpercaya dengan beragam sudut pandang.

"Kita bersyukur negeri ini tidak kekurangan orang terpercaya yang memberikan perspektif yang jernih tentang keadaan bangsa ini orang yang tidak tega untuk diam ketika negara sedang membahayakan nyawa dan menanam kebangkrutan," kata narator.

Bahkan, kelompok orang terpercaya itu tidak hanya orang tua. Tetapi juga ada anak muda yang masih berusia belasan tahun

"Dan mereka dari berbagai kalangan dari yang senior hingga remaja berusia belasan, namun lihatlah cara penguasa memperlakukan mereka, bukannya mengajak baku kata untuk menguji kebenaran, tapi justru membayar orang yang hanya berkata kasar dan hal hina yang tak mungkin kita utarakan," katanya.

"Ini adalah suara kader Partai Demokrat, betapa memalukan cara oligarki menghadapi kritik dan oposisi," sambungnya.

Rezim saat ini, lanjut narator video itu, memang tidak melakukan pembungkaman dan memang tidak mungkin dilakukan. Tetapi, rezim melakukan apa saja agar orang berhenti berbicara.

"Sebab itu untuk kalian yang ditugaskan menyerang Partai Demokrat seperti Denny Siregar, Muni, Wakil Menteri Arie Setiadi, politisi PDIP Ruhut Sitompul, dan Dewi Tanjung dan beberapa beberapa nama lagi yang saya lupa namanya," tuturnya

"Kami tahu kalian hanya mencari duit dan menjilat mencari posisi yang tidak kalian dapatkan itu," lanjutnya lagi.

Narator itu mengingatkan, betapa sedih seorang Ibu ketika tahu anaknya yang tumbuh dewasa justru berucap dengan kata-kata kasar.

"Tapi jangan hinakan lidah kalian, sebab betapa sedih ibu yang mendidik lidah itu," ucapnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya