Berita

Juru bicara departemen luar negeri AS, Ned Price/Net

Dunia

AS: Yang Terjadi Di Armenia Bukan Upaya Kudeta, Tetapi Militer Memang Tidak Boleh Campuri Politik

SABTU, 27 FEBRUARI 2021 | 06:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Departemen Luar Negeri AS telah memperingatkan angkatan bersenjata Armenia agar menghormati pemerintahan yang sah dan tidak terlibat dalam urusan politik. Juru bicara Ned Price mengatakan AS terus memantau dan mengikuti perkembangan terbaru atas situasi di Armenia.

“Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan eskalasi atau kekerasan. Kami mengingatkan semua pihak tentang prinsip dasar demokrasi yang menyatakan bahwa angkatan bersenjata tidak boleh ikut campur dalam politik dalam negeri,” kata Price dalam konferensi pers Jumat (26/2), seperti dikutip dari Radio of Armenia,

Amerika Serikat selama ini menjadi pendukung perkembangan proses demokrasi di Armenia. Prise menegaskan bahwa AS mendesak para pemimpinnya untuk menyelesaikan perbedaan secara damai dengan tetap menghormati aturan hukum.


Konflik internal di dalam pemerintahan Armenia semakin menegang. Perdana Menteri Niko Pashinyan menghadapi desakan untuk mengundurkan diri sejak Novermber lalu. Puncaknya, angkatan bersenjata dan aparat kepolisian pada Kamis (25/2) bergabung bersama rakyat dan oposisi menyuarakan pengunduran diri perdana menteri.

Pashinyan dan para pendukungnya meyakini ini adalah perbuatan musuh yang mencoba menebarkan hasutan dan upaya kudeta militer.

Namun, Prise belum bisa mengatakan bahwa apa yang terjadi adalah upata kudeta. Ia pun sekilas membandingkan dengan apa yang terjadi di Burma (Myanmar). Militer Myanmar telah menggulingkan kepemimpinan yang sah dengan melakukan penyerbuan dan penahanan para pemimpin yang sah, sementara apa yang dilakukan militer Armenia baru sebatas desakan pengunduran diri terhadap perdana menteri.

“Departemen Luar Negeri memiliki proses untuk menentukan apakah kudeta telah terjadi. Saya rasa, saya saat itu mengatakan bahwa ada tiga kriteria yang menjadi penentu bahwa sebuah kudeta telah berlangsung. Dalam peristiwa di Armenia, belum ada hal-hal itu," kata Prise.

"Kami terus mendukung demokrasi Armenia dan kedaulatannya, dan kami akan terus memantau perkembangannya dengan cermat,” tekan Price.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya