Berita

Osman Kavala dituduh menggerakkan protes Taman Gezi 2013 dan uoaya kudeta/Net

Dunia

AS Desak Pembebasan Osman Kavala, Jubir Turki: Mengapa Washington Ikut Campur?

RABU, 29 JULI 2020 | 12:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat mendesak Turki untuk mematuhi komitmennya terhadap keadilan dan supremasi hukum dengan membebaskan Osman Kavala, seorang pengusaha dan filantropis yang telah ditahan selama lebih dari tiga tahun karena tuduhan menggerakkan aksi protes.

Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Cale Brown, mengatakan dalam sebuah pernyataan  bahwa Washington mengharapkan Ankara untuk segera menyelesaikan perkara ini secara adil, transparan, dan cepat untuk kasus Kavala

Turki menanggapi dengan keras pernyataan itu, mereka menuduh AS tidak menghormati aturan hukum negara dan prosesnya.


“Seruan Departemen Luar Negeri AS untuk mengakhiri pemenjaraan Osman Kavala bertentangan dengan prinsip supremasi hukum,” kata juru bicara kementerian luar negeri Turki, Hami Aksoy, seperti dikutip dari MEE, Selasa (28/7).

“Semua orang harus menghormati kasus pengadilan yang sedang berlangsung,” kata Aksoy.

Dia juga menunjukkan bahwa campur tangan Washington dalam kasus ini tidak konsisten dengan kegagalannya untuk memenuhi permintaan ekstradisi Turki terhadap ulama yang berbasis di AS Fethullah Gulen, yang Ankara menuduh sebagai ujung tombak upaya kudeta 2016.

"Turki adalah negara supremasi hukum. Tidak ada dan tidak ada negara yang dapat memberi perintah kepada pengadilan Turki atas proses hukum," katanya.

Kavala pertama kali ditangkap pada November 2017 dan dituduh mengorganisir protes Taman Gezi 2013.

Protes awalnya dimulai sebagai demonstrasi menentang pembongkaran salah satu ruang hijau terakhir di Istanbul, tetapi dengan cepat berubah menjadi ekspresi oposisi terhadap pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Lebih dari tiga juta orang terlibat dalam demonstrasi di seluruh negeri.

Akhir tahun lalu, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menyerukan pembebasan Kavala, yang memutuskan bahwa penahanan pra-persidangannya melanggar hukum.

Setelah dibebaskan pada bulan Februari, ia ditahan beberapa jam kemudian oleh polisi karena diduga memiliki hubungan dengan upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016.

Kritik terhadap pemerintah Erdogan telah berulang kali mempertanyakan independensi pengadilan Turki, terutama sejak tindakan keras menyusul upaya kudeta 2016 yang gagal. Sejak itu, sekitar 80 ribu orang telah dipenjara menunggu persidangan dan 150 ribu pns, personel militer dan lainnya telah dipecat atau ditangguhkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya