Berita

Sehan Salim Landjar/Net

Nusantara

Kesal Dipersulit Aturan Menteri, Bupati Boltim: Warga Mati Kelaparan, Saya Yang Bertanggung Jawab Bukan Menteri

MINGGU, 26 APRIL 2020 | 17:54 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Lagi, Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim Landjar menyampaikan kekesalannya atas aturan dari menteri yang mempersulit distribusi bantuan kepada warganya.

Kekesalan itu disampaikan Bupati Sehan Salim Landjar melalui sebuah video yang beredar di media sosial pada Minggu (25/4).

Dalam video itu, Bupati Sehan yang berada di sebuah gudang yang menyimpan ratusan ton beras itu menyebut bahwa aturan-aturan dari para menterinya Presiden Joko Widodo terlalu mempersulit kepada daerah.


Misalnya soal bantuan langsung tunai (BLT), di mana penerima BLT tidak dibolehkan lagi menerima bantuan sembako. Namun, BLT hingga saat ini kata Bupati Sehan tak kunjung datang.

"Dia (warga) gak boleh dapat (sembako) karena dia dapat BLT, BLTnya kapan? Masih buka-buka rekening ini lah, ini lah kriteria ini, kriteria macam-macam, negeri udah mau bangkrut, menteri-menteri masih pada ngeyel semua," kata Bupati Sehan Salim Landjar seperti video yang beredar.

Padahal kata Sehan, penerima BLT merupakan warga yang paling miskin dan sangat membutuhkan segera bantuan dari pemerintah. Namun, BLT yang tak kunjung turun dari pemerintah pusat membuat ia kebingungan.

"Marah sekali kita, kita bingung, temu bagaimana mau kasih beras ini orang dapat BLT, sekarang yang lain-lain sobat terima, yang BLT ini lapar, dia yang paling miskin sekarang, uangnya gak tau mau kucur kapan," ungkap Sehan.

Bupati Sehan pun mengaku kesal dengan pada menterinya Jokowi yang tidak memberikan kepercayaan penuh kepada kepada daerah. Padahal, banyak aparat penegak hukum yang bisa dikerahkan untuk mengawasi dana bantuan dari pemerintah pusat.

"Makanya tak bilang menteri-menteri, emangnya menteri itu semuanya lebih hebat dari para Bupati?. Saya selalu bilang jangan men-generalisir seakan-akan kepala daerah itu cuma garong. Jangan men-generalisir, kasih aja diskresi, dikawal oleh polisi, oleh KPK oleh Jaksa, dikawal oleh LSM wartawan gitu. Kalau banyak bikin aturan kertas-kertas menteri-menterinya, pusing," tegasnya.

Bahkan kata Sehan, ada warganya yang menyatakan rela tidak mendapatkan BLT asal segera mendapatkan beras untuk dikonsumsi saat itu juga.

"Bahkan ada yang bilang kasih aja beras 5 kilogram, gak usah BLT, begitu karena kita mau makan sekarang," bebernya.

"Jadi kita bupati yang capek, yang berang dengan menteri-menteri kelakuannya menteri. Karena apa, dia kan gak tau tanggung jawab kalau mati rakyat karena gak makan, saya yang tanggungjawab gara-gara aturan dari kementerian yang silih berganti dan mempersulit," sambungnya.

Lanjutnya, pasokan beras di daerahnya tersedia sebanyak 900 ton beras. Namun beras tersebut tidak bisa ia salurkan karena aturan dari kementerian yang tidak membolehkan penerima BLT juga mendapatkan beras.

"Makanya tuh menteri-menteri, tolong dong, jangan cuma ngomong, dialog sama para Bupati kita yang tau dong keadaannya, ngomong industri ini, industri ini, kita gak butuh sama yang namanya industri, Indonesia udah mau kolaps ko, masih macem-macem lagi," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya