Berita

kamajaya

Menteri Pertanian Mendatang harus Paham Kondisi Petani di Lapangan

Petani Jagokan Kamajaya jadi Mentan
RABU, 10 SEPTEMBER 2014 | 17:18 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Direktur Utama PT Gendhi Multi Manis, Kamajaya, paling dijagokan menjadi Menteri Pertanian mengalahkan Ketua Harian HKTI Sutrisno Iwantono dan ekonom Iman Sugema versi Kabinet Indonesia Hebat yang beralamat di www.kabinetindonesiahebat.com.

Nama Kamajaya memang asing di telinga publik. Namun, bagi petani tebu asal Blora, Agus Joko Susilo, hasil polling tersebut tidak mengejutkan. Karena bagi dia, Kamajaya memang sosok yang tepat menjadi Menteri Pertanian pada kabinet Jokowi-JK mendatang. Pasalnya, bos perusahaan gula itu mengerti betul permasalahan dan kesulitan yang dihadapi petani di lapangan.

"Kebanyakan menteri tidak tahu persoalan di lapangan. Orang ini mulai dari bawah. Artinya tahu betul persoalan dan apa solusi yang dihadapi petani. Programnya ke depan pasti akan banyak membela petani,"jelas seorang petani tebu asal Blora, Agus Joko Susilo, saat dihubungi (Rabu, 10/9).


Joko mengungkapkan demikian karena Kamajaya merupakan sosok yang berjuang dengan petani sejak awal termasuk dengan langkahnya  mendirikan pabrik gula di Blora, Jawa Tengah.

Tak hanya itu, Kamajaya juga memberikan bantuan pinjaman kepada petani, tanpa uang dari pemerintah. "Itu kan contoh untuk membuat mandiri. Mana ada yang seperti itu. Jadi programnya hampir mirip dengan Pak Jokowi, program kerakyatan," ungkap Joko yang sejak awal petani dan kembali menjadi petani setelah pensiun sebagai Kepala Desa Nglaroh Gunung.

Bahkan, Kamajaya membuka wawasan petani dengan melakukan studi banding ke daerah lain, sampai ke luar negeri.

"Dia juga buka komunikasi dan studi banding antar petani. Sehingga memberikan pencerahan kepada kami. Ooh, di sana lebih maju, apa penyebabnya? Ternyata kita kurang informasi, kurang transfer teknologi. Sampai para petani dibawa ke Thailand untuk studi banding. Diajak praktik di lapangan, tidak hanya tebu tapi tanaman buah lainnya," sambungnya.

Kamajaya yang memiliki prinsip “Urip Bebarengan” ini memang dikenal memiliki komitmen pada keberadaan petani tebu. Hal ini dibuktikan dengan gagasannya pada pembangunan perusahaan gula yang 100 % berasal dari kebun plasma petani. Ini artinya, perusahaan gula akan membangun kerjasama dengan petani yang sangat menguntungkan kedua belah pihak. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya