Berita

Politik Uang Pilkada Lewat DPRD Bisa Lebih Dahsyat

SENIN, 08 SEPTEMBER 2014 | 21:40 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Semakin banyak pihak terlibat dalam pemilihan untuk menduduki jabatan di pemerintahan, semakin tinggi kualitas demokrasi. Apalagi, proses demokratisasi di Indonesia harus berjalan maju, bukan ditarik lagi ke belakang.

Demikian ditegaskan pengamat politik Abd Rohim Ghazali terkait polemik RUU Pilkada terutama soal pemilihan kepala daerah akan dikembalikan ke DPRD, bukan lagi melibatkan rakyat secara langsung.

"Karena itu, mengembalikan pilkada ke DPRD itu harus ditolak," tegas Rohim kepada Rakyat Merdeka Online malam ini (Senin, 8/9).

Menurut Rohim, alasan pilkada oleh DPRD demi efisiensi merupakan cara berpikir yang sesat. Karena hak rakyat untuk memilih tidak bisa direbut hanya demi efisiensi pembiyaan.

"Apalagi alasan untuk mengurangi politik uang. Itu omong kosong. Politik uang bisa lebih dahsyat saat tawar menawarnya berlangsung dalam sidang-sidang DPRD," tegasnya.

Meski begitu, peneliti senior The Indonesia Institute ini menambahkan, jika ada efek samping yang kurang baik dalam proses pilkada langsung, itu yang harus direduksi, bukan kualitas demokrasinya.

Untuk mereduksi efek samping pilkada langsung, misalnya calon dan mayarakat harus berkomitmen untuk tidak melakukan politik uang. "(Pilkada) dilakukan serempak dengan pileg dan pilpres. Dan pembatasan dana kampanye secara ketat," tandasnya. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

UPDATE

Badan Intelijen Pertahanan Bisa Dipertimbangkan Hadapi Ancaman Siber

Jumat, 01 November 2024 | 00:02

Pakar Hukum: Kerugian Suap Menyuap Jauh Lebih Besar

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:50

PNM Sukses Sabet Penghargaan Lewat Pemberdayaan Ultra Mikro

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:30

Ridwan Kamil Senang Ditraktir Makan Malam Prabowo

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:19

Ugal-Ugalan dan Tabrak Warga, Sopir Truk Diamuk Massa Di Tangerang Kota

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:00

Erni Aryanti Ditunjuk Jadi Ketua DPRD Sumut 2024-2029

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:22

Mendag Sebelumnya Juga Impor Gula, Kejagung Jelaskan Kenapa Era Tom Lembong Diusut

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:02

Jadi Tersangka Pembunuh Wanita Dalam Koper, Pengusaha Ini Sudah Sering Dilaporkan

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:39

Giant Sea Wall Penting untuk Perlindungan dan Peningkatan Ekonomi

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:16

AHY Dorong Akselerasi Program 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:02

Selengkapnya