Berita

abdurrahman abdullah

Jelas Sudah, Jokowi Mau Lempar Batu Sembunyi Tangan

RABU, 03 SEPTEMBER 2014 | 05:50 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Desakan Presiden terpilih Joko Widodo agar Presiden SBY menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring meningkatnya anggaran subsidi energi pada tahun 2014 dinilai sebagai langkah politis. (Baca: Ternyata Jokowi Salah Membaca Postur RAPBN 2015)

"Jika sudah menyangkut subsidi, maka hal ini sangat populis. Karena menyangkut hajat hidup orang banyak, menjadikannya bukan hanya masalah ekonomis tetapi juga politis. Jika tidak ditangani secara tepat akan terjadi gejolak," ungkap anggota Komisi VI DPR RI Abdurrahman Abdullah (Rabu, 3/8).

Alasan politis semakin menguat di balik desakan Jokowi tersebut setelahSBY sendiri sendiri sudah menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan menaikkan harga BBM karena dinilai akan makin membebani rakyat. Rakyat sudah dibebani kenaikan harga TDL dan Gas Elpiji 12 Kg.

"Dengan kata lain, Jokowi ingin berbagi resiko kebijakan dengan pemerintahan SBY sebelum ia resmi dilantikmenjadi presiden," imbuh politikus Partai Demokrat ini.

Pasalnya, ada banyak cara lain yang bisa ditempuh untuk membiayai beragam proyek pembangunan tanpa harus menaikkan harga BBM. (Baca:Dana Penghematan Anggaran Kementerian Bisa Digunakan untuk Pembangunan!)

Apalagi, kalau melihat langkah politik PDIP yang dulu selalu gencar menolak kenaikan harga BBM kini berbalik arah mendesak pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri secara langsung mengatakan bahwa kenaikan harga BBM tahun 2014 adalah suatu keharusan karena terjadi defisit anggaran belanja negara.

Menurutnya, alasan PDIP sangat sarat dengan kepentingan politik. Alih-alih membela kepentingan rakyat justru kini bertentangan dengan kepentingan rakyat.

"Di saat rakyat sudah terbebani oleh berbagai kenaikan harga, PDIP malah berupaya menambah lagi beban rakyat dengan rencana menaikkan harga BBM," demikian anggota Dewan dari Nusa Tenggara Barat ini.

Karena baginya, subsidi BBM bisa dilanjutkan hingga tahun 2015 berdasarkan nota keuangan dan data yang valid, bukan berdasarkan alasan-alasan politis, apalagi untuk tujuan 'lempar batu sembunyi tangan'. (Baca: Ini Alternatif Lain yang Bisa Ditempuh daripada Menaikkan Harga BBM)

"Ingin melempar tanggung jawab yang beresiko tinggi pada pemerintahan SBY dan tidak ingin menanggung resiko pada pemerintahan Jokowi kelak," tegasnya.[zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Polisi: Tak Ada Korban Jiwa dalam Peristiwa Truk Kontainer Ugal-ugalan

Jumat, 01 November 2024 | 10:05

Harga Emas Antam Terjun Rp20 Ribu, Satu Gram Jadi Segini

Jumat, 01 November 2024 | 10:02

Mendagri Bakal Lapor Prabowo soal Omnibus Law UU Politik

Jumat, 01 November 2024 | 09:50

Ketahuan Bawa Gepokan Dolar Hitam, WNI Ditangkap di AS

Jumat, 01 November 2024 | 09:46

Kemenkop Ingin Koperasi Dilibatkan dalam Swansembada Pangan

Jumat, 01 November 2024 | 09:42

Impor Baja Murah Ancaman Industri dan Keamanan Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:40

Tidak Tepat Kebijakan Impor Gula Era Tom Lembong Diperkarakan secara Pidana

Jumat, 01 November 2024 | 09:36

Pakar: BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman

Jumat, 01 November 2024 | 09:29

Prabowo akan Kunker ke China, Kader PKS Singgung Kemerdekaan Palestina

Jumat, 01 November 2024 | 09:28

Perhakhi Dituntut Wujudkan Penegakan Keadilan di Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:18

Selengkapnya