Keberadaan jembatan gantung yang diperuntukkan bagi pejalan kaki memiliki peran penting untuk menghubungkan atau memperpendek jarak tempuh desa terpencil ke desa lainnya maupun kantor pemerintahan yang terpisahkan karena kondisi geografis.
Program pembangunan jembatan gantung merupakan bagian dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI.
"Pembangunan jembatan gantung memang kelihatan kecil namun bisa memberikan manfaat yang besar, baik untuk transportasi orang, barang dan komoditas sehingga ada efisiensi dalam biaya maupun waktu," jelas Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Dengan hadirnya jembatan gantung, masyarakat tidak perlu lagi memutar sehingga akan memperpendek jarak tempuh menuju berbagai fasilitas publik seperti sekolah, pasar, tempat kerja. Juga mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi.
"Jembatan gantung sangat dibutuhkan dan kehadirannya disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. Ini untuk menggantikan yang Indiana Jones," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (6/9).
Pembangunan jembatan gantung dengan panjang antara 42-120 meter dilakukan Ditjen Bina Marga yang tersebar di Provinsi Aceh sebanyak tiga unit, Sumatera Barat enam unit, Sumatera Selatan dua unit, Banten 30 unit, Jawa Tengah sembilan unit, Jawa Timur 12 unit, Kalimantan Barat empat unit, Sulawesi Tengah dua unit, Sulawesi Selatan delapan unit, Nusa Tenggara Timur empat unit, Riau dua unit, Sumatera Utara tujuh unit, Jambi empat unit, Jawa Barat 23 unit, DIY tiga unit, Kalimantan Tengah empat unit, Kalimantan Timur satu unit, Sulawesi Tenggara dua unit, Sulawesi Utara empat unit, dan Papua empat unit.
Dari 134 jembatan gantung, sebanyak 62 unit telah terkontrak, 63 unit dalam proses lelang, dan sembilan unit masih dalam tahap persiapan lelang. Ditargetkan 50 unit akan rampung bulan November 2018, sementara 84 lainnya pada Desember 2018. Anggaran untuk pembangunan tahun 2018 sebesar Rp 770,5 miliar.
Pembangunan jembatan gantung telah dilakukan Kementerian PUPR sejak 2015 sebanyak 10 unit di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yakni Jembatan Kolelet Desa Kolelet Wetan, Ranca Wiru Desa Sukamekarsari, Leuwi Loa Desa Sudamanik, Cisimeut Desa Sudamanik, Cigeulis Desa Sukasari, Cidikit Kecamatan Bayah, Cicariu Kecamatan Cicariu, Bojog Apus Kecamatan Karang Anyar, Cihambali Kecamatan Cibeber, dan Cidadap Kecamatan Cibeber.
Tahun 2016 pembangunan dilanjutkan sebanyak tujuh unit yakni Jembatan Gantung Guguk Randah Kabupaten Agam, Kali Cipamingkis Kabupaten Bogor, Kali Senowo dan Gendelan Kabupaten Magelang, Kali Galeh dan Soropadan Kabupaten Temanggung, dan Kali Kuning di Kabupaten Klungkung.
Tahun 2017 dibangun 13 unit yakni Jembatan Gantung Sudisari I dan Glagah di Kabupaten Magelang, Gadingan Kabupaten Sukoharjo, Wanagama Kabupaten Gunung Kidul, Slada Kabupaten Brebes, Pasir Puncu Kabupaten Purworejo, Rahayu Kabupaten Kebumen, Desa Parakan dan Watulimo di Kabupaten Trenggalek, Tanggul Welahan Kabupaten Tulungagung, Welamusa Kabupaten Ende Timur, Kradenan dan Pulokulon di Kabupaten Grobogan.
Menteri Basuki juga memastikan bahwa pembangunan jembatan gantung tidak akan terpengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sebab, material yang digunakan dalam pembangunan merupakan produksi dalam negeri.
[***/wah]
BERITA TERKAIT: