Menjawab tantangan itu, Bank Mandiri mendirikan Mandiri Capital yang fokus menjadi perusahaan modal ventura yang akan membidik para entrepreneur ataupun startup yang inovatif dan potensial.
Bank Mandiri juga mendigitalisasi layanan seperti Mandiri e-Cash untuk mendukung strategi retail payment dan Mandiri Online untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan masyarakat.
Secara umum, dengan melakukan transformasi digital, Bank Mandiri dapat mengoptimalkan tiga manfaat. Pertama, sistem pembayaran yang nasabah akan memperoleh layanan yang lebih cepat dan akses yang lebih mudah ketimbang harus ke kantor cabang. Kedua, biaya cost channel (kanal yang lebih murah). Ketiga, bank dapat melakukan penetrasi ke pasar yang baru dengan memanfaatkan data analytics untuk cross selling loan product.
Jika melihat perkembangan yang terjadi, semua ini mengarah ke era baru digitalisasi jasa keuangan. Ketersediaan teknologi dan juga kesiapan pasar telah mendorong financial technology (fintech).
Sebagian besar fintech dibangun dengan memanfaatkan kekuatan internet dan ponsel di berbagai tempat. Fakta berikutnya, di Bank Mandiri, saat ini, ada sekitar 94 persen transaksi keuangan dilakukan nasabah melalui jaringan elektronik dan hanya 6 persen yang melakukan transaksi melalui kantor cabang.
Sementara itu, dari 94 persen transaksi yang dilakukan melalui internet banking relatif stagnan. Dari hal tersebut, kita melihat bahwa masyarakat kini mulai beralih dari internet banking menuju mobile banking. Bank Mandiri menyadari betul fenomena ini dan melakukan transformasi digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
[***]
BERITA TERKAIT: