Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Wall Street Journal, bahwa Huawei telah mendekati beberapa perusahaan teknologi China terkait pengujian kelayakan teknis chip baru tersebut.
"Huawei berharap bahwa iterasi terbaru prosesor AI Ascend miliknya akan lebih kuat daripada H100 buatan Nvidia yang berbasis di California, dan akan menerima sampel pertama prosesor tersebut paling cepat akhir Mei," imbuh laporan tersebut, dikutip dari
Aljazeera, Selasa 29 April 2025.
Orang-orang yang diwawancarai menunjukkan bahwa chip tersebut masih dalam tahap pengembangan awal dan akan menjalani serangkaian pengujian untuk mengevaluasi kinerjanya dan mempersiapkannya untuk penggunaan pelanggan.
Sebelumnya, media melaporkan bahwa Huawei berencana untuk memulai pengiriman massal chip kecerdasan buatan 910C yang canggih kepada pelanggan China paling cepat bulan depan.
Washington telah menghentikan China dari produk AI tercanggih Nvidia, termasuk chip andalannya B200, dengan harapan dapat membatasi perkembangan teknologi China, khususnya kemajuan militernya.
Pihak berwenang AS melarang penjualan chip H100 pada tahun 2022 sebelum diluncurkan.
Huawei tetap berhasil, meskipun AS memimpin di sektor teknologi dan berupaya mencegah pembangunan di China. Perusahaan yang berpusat di Shenzhen ini telah mengembangkan beberapa alternatif yang paling menjanjikan di negara itu untuk menggantikan chip AI Nvidia, bagian penting dari strategi Beijing untuk mengembangkan industri semikonduktor yang mandiri.
Meskipun masuk dalam daftar hitam perdagangan AS selama hampir enam tahun, Huawei menunjukkan ketahanannya terhadap pembatasan AS dengan meluncurkan telepon pintar Mate 60 kelas atas pada tahun 2023.
Didukung oleh prosesor produksi dalam negeri, peluncuran telepon tersebut selama kunjungan Menteri Perdagangan saat itu Gina Raimondo ke Beijing mengejutkan pemerintah AS.
BERITA TERKAIT: