Para peneliti di Microsoft mengatakan pada Rabu (17/4), akun-akun yang terkait dengan Rusia menyebarkan konten untuk memecah-belah warga AS, termasuk mengkritik dukungan Amerika terhadap Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.
Ahli mengatakan bahwa, meskipun aktivitas Rusia yang diamati Microsoft tidak sekuat pemilu sebelumnya, hal itu dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
“Pesan mengenai Ukraina – melalui media tradisional dan media sosial – meningkat selama dua bulan terakhir dengan gabungan kampanye terselubung dan terbuka dari setidaknya 70 rangkaian aktivitas yang berafiliasi dengan Rusia yang kami lacak,” kata Microsoft, seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (18/4).
"Kampanye Rusia yang paling produktif terkait dengan Pemerintahan Kepresidenan Rusia," tambah mereka.
Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak menanggapi permintaan komentar, namun Kremlin mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya tidak akan ikut campur dalam pemilu AS bulan November.
Mereka juga menampik tuduhan AS bahwa mereka mengatur kampanye untuk mempengaruhi pemilu presiden AS pada tahun 2016 dan 2020.
Pemilihan presiden AS tahun ini akan dilaksanakan pada Selasa, 5 November. Presiden petahana Joe Biden akan bersaing kembali untuk melawan kandidat dari Partai Republik.
BERITA TERKAIT: