Sektor ini perlu melakukan banyak adaptasi dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi, salah satunya dengan inovasi digitalisasi.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan, inovasi dan digitalisasi merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di industri pertambangan.
"Perusahaan pertambangan yang dapat memanfaatkan teknologi-teknologi ini dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif," katanya, dalam keterangan yang dikutip Sabtu (9/12).
Salah satu inovasi dan digitalisasi yaitu melalui penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk mendeteksi potensi bahaya dan peringatan dini pekerja tambang.
Inovasi ini diberi nama Mining Eyes, yang dirancang dengan tujuan menerapkan pengawasan langsung jarak jauh untuk meminimalkan kontak fisik antara pekerja dan bahaya yang ada di area pit.
Corporate Communication Superintendent PT Berau Coal Rudini Rahim menjelaskan, teknologi ini dapat memonitor dan melaporkan pergerakan manusia dan unit alat berat di tambang, "sehingga menghasilkan operasi yang lebih produktif dan lebih aman karena kurangnya potensi bahaya atas interaksi manusia langsung dengan alat berat yang beroperasi atau berada di area yang memiliki risiko tinggi," terangnya.
Selain Mining Eyes, inovasi digital di PT Berau Coal adalah smart application, BEATS.
BEATS - yang merupakan kepanjangan dari BeGeMS (Berau Coal Green Mining System) Automation Tracking System - digunakan untuk menunjang pengawasan dan analisis kegiatan operasi serta Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L), yang sebelumnya dilakukan secara manual kini telah menggunakan teknologi digital.
"Lewat aplikasi ini proses pengawasan operasi yang melibatkan lebih dari 24.000 pekerja dapat dilakukan dengan baik," papar Rudini.
BERITA TERKAIT: