Pasalnya, teknologi yang dimiliki para robot tak berawak (UGV) tersebut memungkinkan seorang tentara meluncurkan rudal tanpa membuat dirinya berisiko terkena tembakan musuh.
CEO Black Sky, Blake Nikolic, menjelaskan bahwa robot canggih itu dapat berjalan memasuki area baru dan kemudian menunggu target muncul. Setelah itu, rudalnya dapat diluncurkan dengan perintah dari jarak jauh.
"Kami membuat robot ini memiliki senjata. Roket didalamnya dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaan, geografi, dan efek yang diperlukan," jelasnya, seperti dikutip dari
The Defense Post pada Selasa (12/9).
Selain itu, kata Nikolic, robot telah dilengkapi kamera yang menyampaikan video sekelilingnya ke pengontrol agar mereka dapat memutuskan peluncuran senjata.
Robot seberat 1,5 kilogram itu disebutnya mampu menembakkan amunisi 60 mm kali 900 mm.
Perwakilan pertahanan Ukraina dilaporkan telah mengikuti perkembangan robot Australis dan memiliki rencana untuk menerapkannya dalam perang yang sedang berlangsung.
BERITA TERKAIT: