Densus 88: Pelaku Peledakan di SMAN 72 Kategori Memetic Violence

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/bonfilio-mahendra-1'>BONFILIO MAHENDRA</a>
LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA
  • Rabu, 12 November 2025, 12:58 WIB
Densus 88: Pelaku Peledakan di SMAN 72 Kategori Memetic Violence
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana. (Foto: RMOL/Bonfilio Mahendra)
rmol news logo Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan F siswa pelaku peledakan di SMAN 72 bukan aktivitas terorisme, melainkan tindak pidana kriminal umum biasa atau bisa disebut memetic violence.

"Kalau di komunitas kekerasan ini ada istilah memetic violence daring,” ujar Juru Bicara Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Selasa malam, 11 November 2025.

Memetic violence atau kekerasan mimetik merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan kekerasan yang dilakukan seseorang berdasarkan meniru atau terinspirasi oleh konten, ideologi, atau tokoh tertentu yang ditemui, sering kali secara daring (online), bahkan menjadikan inspirasi.

Hal ini ada kesamaan bila dihubungkan dengan tulisan-tulisan nama tokoh dan ideologi di senjata api mainan milik pelaku. 

“Yang bersangkutan hanya melakukan peniruan saja karena itu (tulisan di senjata api mainan) sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan,” kata Mayndra.

Berdasarkan pendalaman, F mengaku terinspirasi dari enam serangan teror oleh aliran Neo Nazi, Etnonasionalis sampai dengan White Supremacy.

Pertama, Eric Harris dan Dylan Klebold dua siswa senior yang melakukan Pembantaian Sekolah Menengah Atas Columbine (Columbine High School massacre) pada tanggal 20 April 1999 di Columbine, Colorado, AS. 

Lalu, Dylann Roof beraliran White Supremacy atau supremasi kulit putih yang melakukan pembunuhan massal dengan melakukan penembakan gereja Charleston di Amerika Serikat pada tanggal 17 Juni 2015. 

Selanjutnya, Alexandre Bissonnette pelaku penembakan massal di sebuah masjid di Quebec City, Kanada, pada 29 Januari 2017 dengan aliran White Supremacy.

Kemudian, Vladislav Roslyakov pelaku penembakan dan pemboman massal di Politeknik Kerch (Kerch Polytechnic College) di Krimea, Rusia, pada 17 Oktober 2018 dengan aliran Neo Nazi. 

Berikutnya Brenton Tarrant penganut supremasi kulit putih dari Australia yang menjadi pelaku penembakan massal di dua masjid, Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre, di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019. 

Terakhir, Natalie Lynn Rupnow aliran Neo Nazi pelaku penembakan sekolah di Abundant Life Christian School di Madison, Wisconsin, Amerika Serikat, pada 16 Desember 2024.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA