Sebagai partai oposisi di era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) alias Jokowi, Demokrat menghadapi keterbatasan ruang gerak, terutama dalam menentukan arah koalisi.
“Bisa dikatakan ketika itu kita hanya terbuka jalan bersama Poros Perubahan. Namun, politik adalah politik,” ujar AHY saat menyampaikan pidato dalam Kongres Partai Demokrat di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin 24 Februari 2025.
AHY mengungkapkan bahwa saat Demokrat tengah serius menata langkah dan menyusun strategi, partai justru menghadapi ujian besar. Demokrat secara tiba-tiba ditinggalkan oleh mitra koalisinya.
“Masih ingat?" tanya AHY kepada para kader.
"Masih,” teriak para kader.
Menurutnya, kejutan politik itu tidak hanya menggoyahkan Demokrat, tetapi juga membingungkan masyarakat yang bertanya-tanya tentang posisi partai dalam kontestasi nasional.
Meski demikian, AHY menegaskan bahwa Demokrat tetap menjunjung tinggi harga diri dan kehormatan politiknya.
Namun, dari ujian tersebut, Demokrat justru menemukan jalan yang lebih baik. Keputusan untuk bergabung dengan koalisi Presiden Prabowo Subianto membuka ruang baru bagi partai dalam perjuangan politik nasional.
“Alhamdulillah, Demokrat menjadi bagian penting dari perjuangan dan kemenangan Pilpres 2024,” ungkap AHY.
Kini, kepercayaan terhadap Partai Demokrat semakin besar. Sejumlah kader utama partai telah diberikan amanah oleh Presiden Prabowo untuk mengemban tugas di pemerintahan nasional.
“Dan kini kader-kader utama Partai Demokrat dipercaya Presiden Prabowo mengemban amanah di pemerintahan nasional," tandasnya.
BERITA TERKAIT: