Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menjadi salah satu yang memberikan catatan kritis atas pelantikan Nisya Ahmad.
“Perilaku itu subjektif, jauh lebih penting soal kapasitas, dan selebritis seperti Nisya Ahmad tentu layak diragukan, terlebih dirinya punya catatan buruk soal norma sosial,” kata Dedi diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (3/9).
Dedi mengamini bahwa publik bisa mengabaikan norma sosial. Namun yang terpenting, seorang anggota dewan harus memiliki kemampuan membaca kebutuhan regulasi, mengawasi kinerja pemerintah, dan memahami tata tertib legislatif.
Kemampuan tersebutlah yang dinilai belum bisa dibuktikan secara nyata oleh adik Raffi Ahmad ini.
Dia menekankan, pernyataannya bukan bentuk pesimisme, melainkan sebuah refleksi terhadap realitas. Dunia selebritis sering kali identik dengan gaya hidup hedonis, berbeda dengan dunia parlemen yang lebih dekat dengan aktivisme sosial dan organisasi.
“Tidak bermaksud pesimis, tetapi kerja parlemen sebenarnya dekat dengan aktivis sosial, tokoh organisatoris, sementara selebritis, tentu lebih banyak hedonismenya,” tutupnya.
Nisya Ahmad resmi dilantik sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2024-2029, Senin (2/9). Secara perolehan suara, Nisya sejatinya tidak lolos karena hanya mendapat 50.422 suara, kalah dari Thoriqoh Nashrullah Fitriyah yang mendapat 58.495 suara.
Namun belakangan, Thoriqoh memutuskan mundur dengan alasan ada penugasan lain dari Partai Amanat Nasional (PAN), sehingga posisinya digantikan oleh Nisya di Dapil Jabar II meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
BERITA TERKAIT: