Hal ini disampaikan Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, menanggapi isu rekonsiliasi di tengah penghitungan cepat atau quick count yang dimenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Nantinya jika memang 02 meraih kemenangan, maka sebaiknya partai politik pendukung paslon 01 dan 03 memposisikan diri sebagai koalisi oposisi," kata Andi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/2).
Berada dalam posisi oposisi, kata Andi, memberikan kesempatan bagi pihak yang kalah untuk tetap terlibat dalam proses politik dan menawarkan alternatif serta kritik terhadap kebijakan yang diusulkan oleh pemerintah.
Ini penting untuk menjaga keseimbangan kekuatan dan memastikan bahwa keputusan yang diambil menggambarkan kepentingan seluruh masyarakat, bukan hanya menguntungkan pemerintah.
"Memotret pemerintahan Jokowi selama dua periode dikawal oleh mayoritas partai politik parlemen sehingga nyaris tidak ada kontrol dari parlemen terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan Jokowi," tegas Andi.
Diketahui Anies-Muhaimin didukung Partai Nasdem, PKS dan PKB serta Partai Ummat. Sementara Ganjar-Mahfud didukung PDIP, PPP, Hanura, Perindo.
Adapun Prabowo-Gibran didukung Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Partai Gelora, dan Partai Prima.
BERITA TERKAIT: