Pengamat politik Citra Institute, Efriza berpendapat, momen Rakernas PDIP bertajuk "Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia" dimanfaatkan untuk menggoda Presiden Jokowi agar mendukungnya.
Sebab, dia mengamati tingkat elektabilitas Ganjar terbilang stagnan, karena di publik muncul persepsi belakangan ini mantan Gubernur Jawa Tengah itu bersinggungan secara politik dengan Jokowi.
Apalagi menurutnya, Jokowi selama ini dianggap lebih mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), pada Pilpres 2024.
"PDIP dan Ganjar terlihat mulai menyadari elektabilitasnya tak akan meningkat drastis jika dia mengambil jarak dengan Presiden Jokowi," ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/9).
Efriza menilai Jokowi tetap akan menggunakan strategi dua kaki, supaya kekuasaan yang dia genggam selama 10 tahun tidak diambil orang yang tidak satu kongsi dengannya.
"Jika diperhatikan, Presiden Jokowi memang sejak awal berada dalam dua dukungan yakni Prabowo dan Ganjar," tuturnya.
Lebih lanjut, dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang UNPAM Serang itu juga memperhatikan, Jokowi melemahkan lawan politik sesungguhnya, yakni kubu Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Bahkan, dalam rencana pengamanan kelanjutan kebijakannya, Presiden Jokowi juga sudah membuat kubu Anies ikut melunak lewat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menjadi Cawapres Anies," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: