Faisal menilai strategi pemerintah cukup mampu menahan laju inflasi. Hal itu tampak dalam pembacaan data pada September. Memang ada peningkatan inflasi sebesar 1,17 persen (mtm), tetapi justru ada penurunan inflasi inti dan deflasi pada kelompok
volatile food.
Artinya, pendorong inflasi adalah dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Jadi faktor pendorong inflasinya murni karena memang
first round efek kenaikan harga BBM bersubsidi, makanya kenanya di inflasi transportasi, karena bahan bakarnya,†kata Faisal.
Menurutnya, deflasi pada September juga tidak biasa, karena lazimnya kenaikan BBM subsidi akan diikuti inflasi harga pangan. Faisal juga menduga hal itu dipengaruhi faktor permintaan yang tidak terlalu kuat.
"Padahal biasanya ketika ada kenaikan harga BBM subsidi diikuti juga oleh kenaikan bahan pangan ya biasanya. Tapi di September kemarin malah terjadi deflasi,†ucapnya.
Oleh sebab itu, Faisal menyarankan pemerintah agar melihat tingkat keefektifan strategi penurunan inflasi dalam beberapa bulan ke depan.
"Juga mesti dilihat, apakah sudah efektif atau belum, ini masih di bulan September ya jadi baru kita lihat
first round effect,†demikian Faisal.
BERITA TERKAIT: