Ketua Umum IMM Ciputat, Mizan Al Araaf menilai kenaikan BBM bersubsidi akan menimbulkan efek domino di masyarakat. Kenaikan harga bahan kebutuhan pokok menjadi keniscayaan lantaran cost atau biaya distribusi membengkak.
Di satu sisi, pendapatan masyarakat yang belum tumbuh sempurna usai pandemi melanda sejak 2020 juga jadi masalah. Sebab, kenaikan harga BBM tidak diimbangi dengan kenaikan gaji pekerja.
“BBM naik, harga pangan naik, tetapi gaji tidak naik. Bagaimana daya beli masyarakat bisa naik? Maka dari itu kami mendesak pemerintah untuk membatalkan kenaikan BBM,†tegasnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/9).
Berdasarkan pengamatannya dalam sepekan kenaikan BBM, Mizan mendapati bahwa tarif angkutan umum mulai merangkak naik hingga lebih dari 20 persen. Sementara dari pemerintah belum ada langkah konkret soal ini.
Seolah, pemerintah menilai bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan sudah lebih dari cukup untuk masyarakat, sehingga sektor lain luput dari perhatian.
Atas dasar tersebut, Mizan memberi ultimatum kepada pemerintah untuk segera membatalkan kenaikan harga BBM. Jika memang pemerintah tidak ingin APBN jebol, maka bukan subsidi rakyat yang dihilangkan.
Subsidi adalah bagian dari kewajiban pemerintah melindungi rakyat. Pemerintah, sambungnya, bisa menambal APBN yang jebol dengan cara membatalkan proyek infrastruktur ambisius dan tidak terlalu penting. Seperti pembangunan ibukota negara baru, kereta cepat, dan bandara-bandara yang belum mendesak.
“Tolong utamakan rakyat. Kami menuntut pembatalan kenaikan BBM. Kalau BBM tidak turun, kami IMM Ciputat siap bergerak dari selatan,†tutupnya.
Sementara itu, Ketua PC IMM Ciputat, Yudhistira Wicaksono memastikan persiapan untuk bergerak ke utara akan disusun malam ini. Persiapan akan melibatkan kader IMM se-DKI Jakarta dan elemen masyarakat.
"Malam ini persiapan, besok setelah Shalat Jumat kami berikhtiar untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Intinya kami ingin ekonomi meroket, bukan harga BBM yang melesat," demikian kata Yudhistira.
BERITA TERKAIT: