Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasukan Militernya Siap Melawan Kemarahan China, Taiwan: Kami Tidak Mencarinya, Tapi Kami Siap Berperang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 04 Agustus 2022, 09:32 WIB
Pasukan Militernya Siap Melawan Kemarahan China, Taiwan: Kami Tidak Mencarinya, Tapi Kami Siap Berperang
Fregat kelas Lafayette angkatan laut Taiwan ikut serta dalam latihan di perairan lepas pangkalan angkatan laut selatan Tsoying pada Juli 2014/Net
rmol news logo Taiwan telah menyatakan kesiapan untuk menghadapi berbagai macam kemungkinan atas konsekuensi kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional Mayor Jenderal Sun Li-fang menegaskan hal itu dalam pernyataannya pada Rabu (3/8) waktu setempat.

"Militer siap untuk melawan setiap tindakan yang mengancam kedaulatan nasional," kata Sun, menanggapi pengumuman latihan militer China di dekat Taiwan, seperti dikutip dari Taipei Times, Kamis (4/8).

Militer China sebelumnya mengumumkan pada Selasa (2/8) bahwa pihaknya akan mengadakan latihan tembakan langsung udara dan laut di enam lokasi di lepas pantai Taiwan mulai Rabu hingga Minggu.

Latihan itu dilakukan sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi ke Taiwan minggu ini, yang menurut China melanggar prinsip “satu China”, sebuah klaim yang dibantah AS.

"Latihan itu akan menjadi tindakan irasional yang menantang tatanan internasional, merusak status quo di Selat Taiwan dan membahayakan keamanan regional,” kata Sun.

Mengomentari kapasitas Taiwan untuk menanggapi latihan tersebut, Sun mengatakan bahwa cabang militer sedang berkoordinasi dalam pengawasan dan memiliki pemahaman penuh tentang segala sesuatu yang terjadi di perairan teritorial dan wilayah udara Taiwan.

“Kami bersiap untuk perang, tetapi kami tidak mencarinya. Kami tidak akan meningkatkan konflik secara irasional, tetapi kami akan tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional,” katanya.

"Kecenderungan Beijing untuk menyelesaikan perbedaan dengan kekerasan hanya akan mengakibatkan ketidakstabilan regional, merusak hubungan lintas selat dan merusak citra internasional China," ujarnya.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan bahwa pemerintah menjaga komunikasi yang erat dengan AS dan mitra regional lainnya untuk menghindari eskalasi, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik secara keseluruhan.

Kementerian luar negeri juga mengatakan bahwa permintaan China agar kapal dan pesawat dari negara lain menghindari daerah di mana ia berencana untuk mengadakan latihan, akan  "sangat mempengaruhi pertukaran ekonomi dan perdagangan internasional, dan tatanan berbasis aturan internasional."

"Kementerian luar negeri menegaskan kembali bahwa “Republik Tiongkok (ROC) adalah negara yang berdaulat dan independen, dan bahwa ROC dan Republik Rakyat Tiongkok tidak saling tunduk," katanya dalam sebuah pernyataan.

Sementar itu Kementerian Perhubungan dan Komunikasi mengatakan bahwa Taiwan sedang bernegosiasi dengan Jepang dan Filipina untuk mencari rute penerbangan alternatif.

"Taiwan tidak perlu mencari rute alternatif untuk transportasi laut karena kapal dapat menghindari zona latihan China," katanya.

China sebelumnya mengatakan bahwa latihan di Selat Taiwan diperlukan dan wajar dilakukan setelah kunjungan Pelosi.

“Pelatihan militer China di laut dekat Taiwan 'China' adalah tindakan yang diperlukan dan adil untuk secara tegas melindungi kedaulatan nasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam jumpa pers reguler.

“Dalam perjuangan saat ini seputar kunjungan Pelosi ke Taiwan, Amerika Serikat adalah provokatornya, China adalah korbannya. Provokasi bersama oleh AS dan Taiwan didahulukan, pertahanan China yang adil menyusul,” kata Hua. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA