Hal itu disampaikan Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata merespons potret penampilan Puan memakai hijab yang beredar di media sosial saat ibadah umroh.
"Jika dia (misalkan) mengenakan hijab saat berhimpitan dengan situasi atau tahun politik seperti mendekati pemilu, maka akan menjadi
back fire bagi dirinya," ujar Dian Permata kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (1/6).
Menurut dosen ilmu politik Universitas Ibnu Chaldun (UIC) ini, pemilih saat ini sudah cerdas. Jika perubahan penampilan dilakukan menjelang pemilu akan dimaknai tidak serius karena berbau kepentingan elektoral untuk dapat suara dari kalangan muslim.
"Khawatir malah negatif, mendapatkan sinisme dan cibiran. Yang parahnya, Puan bakal dituding memainkan politik indentitas," kata Dian.
Selain itu, perubahan penampilan Puan juga menegasikan baliho "kepak sayap kebangsaan" yang sudah dipasang di sejumlah daerah. Dalam baliho tersebut, Puan sama sekali tidak mengenakan hijab.
"Puan tidak mengubah penampilan secara drastis. Kecuali, memang Puan ingin sekali mengenakan hijab untuk kesehariannya," pungkas Dian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: