karena orang yang dekat dengan penguasa menyingkirkan orang yang punya integritas dan prestasi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena kearifan lokal enggak lagi punya arti kecuali menjilat atasan demi posisi dan naik gaji
Bernegara udah enggak asyik lagi karena birokrasi hanya jadi sarang korupsi dan elit penguasa bangun dinasti-dinasti
Bernegara udah enggak asyik lagi
karena ruang dan gerak kita dibatasi, diawasi dan dimata-matai oleh centeng oligarki
Bernegara udah enggak asyik lagi karena yang berani bersuara diintimidasi dan dikriminalisasi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena para profesor tidak lagi punya pendapat sendiri, pilih memuji rezim atau enggak boleh ngajar lagi
Bernegera udah enggak asyik lagi karena yang kita pilih setiap lima tahun sekali ternyata kacung die lagi kacung die lagi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena aspirasi dan kritik dimusuhi, tanpa pernah mau memahami makna aspirasi
Bernegara udah enggak asyik lagi, karena berteman dengan yang berjenggot atau berkerudung dianggap terpapar radikalisme dan anti toleransi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena perkawanan jadi sensitif seperti pantat bayi dan admin WAG bilang jangan share yang berbau politik dan oposisi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena beli PCR pun mesti pake duit sendiri dan beli minyak goreng mesti antri dari pagi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena mau dapat sembako pun mesti mengejar berlari-lari ngikutin mobil Jokowi pergi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena yang salah dan benar dibolak-balik dan kenyataan dimanipulasi dan diamputasi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena pejabat lebih suka menjual negeri menghianati proklamasi, enggak perduli menindas bangsa sendiri
Bernegara udah enggak asyik lagi karena bhineka tinggal rasa, bukan tunggal ika, dan tafsir tunggal Pancasila ditentukan penguasa semata padahal nilai-nilai kehidupan berkembang setiap zaman berganti
Bernegara udah enggak asyik lagi karena big data jadi big dusta dan lembaga opini bayaran berkedok lembaga survei berdedikasi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena aktivis teriak revolusi pasti ditangkapi, diadili dan masuk bui
Bernegara udah enggak asyik lagi karena mimpi dan harapan tentang perubahan pun enggak boleh diobrolin di WAG dan warung kopi
Bernegara udah enggak asyik lagi karena mahasiswa demonstrasi selalu dibilang ditunggangi padahal rakyat maki-maki penguasa dan oligarki menunggangi pandemi pun mereka enggak perduli
Bernegara udah enggak asyik lagi karena ujung reformasi ada di bawah tahta oligarki.
*Penulis adalah Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus)
BERITA TERKAIT: