Demi memudahkan analisa harmoni, secara melodi dengan sistem abjad non-Jerman tanpa birama, notasi lagu Kunang-Kunang dapat ditulis sebagai berikut CDED CBAC AACA ABCB AAFA AABG/ CBesCBes GECD EFGA EDED CAFidD/ EFisDG CDED CBAC AACA/ ABCB ABCB AAGE EDED/ EFAC BesAsBesG GGisAC AFDA AGEC.
Rangkaian nada lagu terkesan sederhana tersebut menjadi luar biasa menakjubkan apabila ditelusuri pada gerak gerik harmoni berhias akrobatik kaliber salto mortale penuh dengan gerakan modulasi tangga nada secara fantastis yang mungkin tidak disadari oleh Ismail Marzuki sendiri.
Ada kesan bahwa Ismail Marzuki Menulis melodi Kunang Kunang secara tulus naluriah tanpa pretensi memperhitungkan konsekuensi harmonialnya. Maka saya harus memeras habis daya tafsir harmonial saya demi mampu menelaah akrobat harmoni Kunang-Kunang sehingga mata saya berkunang-kunang akibat kehabisan enerji batin.
Bagian awal melodi Kunang-Kunang sudah memicu problematika harmoni tersendiri sehingga saya pribadi memilih sekuenza harmoni akord tujuh besar susul-menyusul silih berganti dengan akord tujuh mengkerut yang memang potensial digunakan untuk mengiringi melodi apa pun termasuk yang paling irasional.
Menakjubkan secara mengejutkan bagaimana pada bait ke dua tepatnya pada CBesCBes pak Ismail mempersiapkan gelagat suasana bahwa akan terjadi modulasi dari C besar ke F besar tetapi tidak langsung ke tonika namun terlebih dahulu ke dominan sebelum ke EFGA di mana A berfungsi sebagai bukan la tetapi mi sebelum meloncat ke paralel CBesCbes yaitu EDED disusul CAfisD sebagai dominan ganda yang memodulasikan tangga nada F ke G di mana kemudian G berfungsi sebagai dominan untuk kembali mendaratkan melodi ke tangga nada semula. Yaitu C besatr. Keajaiban jilid dua terjadi pada melodi BesAsBesG yang sengaja tidak saya tulis AisGisAisG demi mengarahkan gerak modulasi tangga nada ke Es besar atau bisa juga G kecil.
Namun dugaan saya meleset sebab ternyata harmoni yang muncul alih-alih E besar malah E kecil. Lagu Kunang-Kunang pada hakikatnya merupakan fakta bahwa segenap teori akademis musikologi memang berguna untuk menganalisa alias menelaah, namun alih-alih berguna sekaligus juga rawan menjadi kendala dalam proses menggubah musik.
Terbukti bahwa saya yang mempelajari teori musik maka terjebak pada kaidah-kaidah teoriris justru mustahil mampu membuat sebuah lagu yang sederhana namun mahadahsyat dalam ketulusan keindahan alami seperti yang telah dilakukan sang Pahlawan Nasional Indonesia Ismail Marzuki dalam menggubah Kunang-Kunang. Merdeka!
BERITA TERKAIT: