Pasalnya, Puan dianggap tidak memiliki empati pada para korban bencana alam dengan memasang baliho yang terkesan seperti kampanye terselubung.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyampaikan, Puan seharusnya tidak melakukan pendekatan lewat baliho kepada para korban bencana.
"Pendekatan Baliho mestinya dihentikan dulu oleh Puan. Apalagi balihonya dipasang di desa yang terdampak erupsi. Ini akan jadi kontraproduktif bagi Puan,†ucap Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (21/12).
Direktur eksekutif Indonesia Political Review ini mengatakan, korban bencana tidak membutuhkan baliho. Seharusnya, kata Ujang, Puan memberikan bantuan logistik alias sembako yang memang betul-betul dibutuhkan oleh rakyat.
"Karena masyarakat tak butuh Baliho. Tapi butuh sembako. Walaupun sudah memberikan bantuan ke mereka. Tapi karena pasang baliho, akhirnya kesannya tak ikhlas,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: