Bagi ahli filsafat Rocky Gerung, peristiwa ini menarik perhatian. Sebab kini seolah ada dua versi vaksin yang beredar di Indonesia.
“Ini menarik karena ada dua vaksin. Vaksin oligarki dan vaksin oposisi nih,†ujarnya dalam wawancara yang dipandu wartawan senior Hersubeno Arief dan diunggah di akun YouTube, Rocky Gerung Official, Kamis (15/4).
Secara teknis vaksin nusantara memang masih problematis baik secara metode, maupun perizinan. Sementara langkah para politisi yang “mengantre†untuk ikut vaksin nusantara mengindikasikan adanya sesuatu.
“Terlihat bahwa ada semacam pemberontakan diam-diam untuk tidak menerima vaksin lain selain vaksin nusantara. Itu sikap dan sinyal bahwa kita perlu mandiri di dalam riset tentang vaksin itu,†tegasnya.
Bagi Rocky, penerimaan publik terhadap vaksin nusantara terbilang logis. Sebab, vaksin itu diuji dalam ruang sosiologis dan ekologi komunitas sendiri.
Hal ini serupa dengan Vaksin Sinovac yang disebut sangat layak dengan lingkungan di China. Kemudian vaksin ini mulai dikembangkan untuk wilayah yang memiliki genetik sama.
“Terlepas dari itu semua. Ada semacam perlawanan politik. Kok tokoh-tokoh politik pamer (divaksin nusantara). Sama dulu istana ‘Kami Pancasila’. Sekarang ‘Kami Vaksin Nusantara’,†tuturnya.
“Mbalelonya tokoh politik ini sinyal dia tidak percaya kebijakan pemerintah. Jadi sebetulnya dia mau bilang stop vaksinasi, pakai vaksin nusantara,†demikian Rocky Gerung.
BERITA TERKAIT: