Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kontemplasi Kenisbian Wibisono

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Senin, 15 Maret 2021, 10:07 WIB
Kontemplasi Kenisbian Wibisono
Jaya Suprana/Ist
DUA sahabat yang sangat saya hormati kebetulan menyandang nama Wibisono, yaitu Ilarius Wibisono sebagai tokoh pelindung satwa dan Christianto Wibisono sebagai tokoh data bisnis terkemuka Indonesia.
Kedua sahabat itu saya hormati sebagai dua tokoh nasional dengan kredibilitas serta integritas personal maupun profesional yang tidak perlu diragukan lagi.

Maka kedua beliau dari alam nyata itu tidak saya bahas di dalam naskah kontemplatif tentang kenisbian Wibisono di alam mitologi wayang purwa yang sedang Anda baca ini.

Versi India


Di dalam wiracarita Wayang Purwa berakar pada Ramayana versi India, Wibisono yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Wibisana merupakan tokoh protagonis sebagai seorang ksatria berbudi pekerti luhur menjunjung tinggi kebaikan dan kebenaran.

Sebagai adik bungsu Rahwana, Wibisono sangat mencintai kakak kandungnya maupun tanah air udaranya yaitu Kerajaan Alengkadiraja yang kini disebut sng Sri lanka.

Namun Wibisono lebih mencintai kebenaran dan kebaikan, maka ketika Sri Rama beserta laskar wanara menyerbu Alengkadiraja untuk merebut kembali Shinta yang diculik oleh Rahwana, Wibisono memilih berpihak ke Sri Rama ketimbang Rahwana.

Di India maupun di Indonesia, tokoh Wibisono sangat dihormati sebagai pembela kebenaran sejati.

Versi Srilanka

Lain halnya dengan wiracarita Rahwanayana versi Srilanka yang merupakan keterbalikan wiracarita Ramayana versi India. Menurut versi Srilanka, Rahwana merupakan seorang ksatria yang di samping sakti mandraguna juga arif-bijaksana sekaligus juga budayawan merangkap cendekiawan berbudi-pekerti adiluhur sangat dicintai rakyatnya.

Rahwana tidak menculik Shinta, namun Shinta yang melarikan diri dari Ayodhya di India ke Alengkadiraja di Srilanka demi berlindung ke Rahwana dari angkara murka aniaya dan hinaan oleh Rama yang durjana.
Bahwa Wibisono memilih berpihak ke Rama, menurut pendapat rakyat Alengkadiraja merupakan seorang pengkhianat sejati yang tega mengkhianati kakak-kandungnya sendiri bahkan juga negara, bangsa, dan rakyat Alengkadiraja demi bergabung ke musuh keluarga dan rakyat kerajaan Alengkadiraja.

Di Srilanka masa kini, saya menjumpai cukup banyak kuil pemuja Rahwana sementara tidak ada kuil pemuja Rama apalagi Wibisana.

Politik


Kasus kenisbian Wibisono yang menurut Ramayana versi India adalah pendekar pembela kebenaran sejati, sementara menurut Rahwanayana versi Srilanka adalah pengkhianat sejati, pada hakikatnya membuktikan bahwa di panggung politik pada dasarnya tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah.

Yang ada hanya kepentingan yang siap berubah sikap dan arah dari saat ke saat, sesuai kebutuhan pihak yang sedang berkuasa.

Maka wajar bahwa di panggung politik tidak ada peribahasa arif bijaksana yang menyatakan bahwa “yang menang pasti yang benar”. Yang ada ternyata malah sebaliknya yaitu “yang benar pasti yang menang”. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA