Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jangan Sampai Ada Klaster JICT

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-5'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 10 Januari 2021, 22:36 WIB
Jangan Sampai Ada Klaster JICT
Aparat kepolisian saat memberi tanda jaga jarak dengan menggunakan cat semprot/RMOL
rmol news logo Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta ke Pontianak pada Sabtu kemarin (9/1) tentu telah menggugah hati masyarakat Indonesia yang memiliki empati tinggi untuk bergerak. Baik itu tergerak menggalang dana, maupun menyumbang tenaga untuk ikut mencari serpihan pesawat dan jasad para korban.

Dari sisi pemerintah, keseriusan tampak diperlihatkan pada Minggu pagi (10/1). Perintah Presiden Joko Widodo agar pencarian SJ-182 tampak langsung dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Basarnas (Kabasarnas) Marsdya Bagus Puruhito yang meninjau langsung ke lokasi jatuhnya pesawat.

Bersama pihak dari KNKT dan Jasa Raharja, mereka menumpang KRI John Lie untuk memastikan negara hadir sesuai perintah Joko Widodo.

Suasana di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang menjadi pusat proses pencarian SJ-182 pun ramai. Mulai dari petugas dari masing-masing pihak terkait, petugas pelabuhan, hingga para pewarta.

Semuanya tampak menyatu dalam sebuah kerumunan saat akan ada pejabat publik yang hendak menyampaikan informasi. Begitupun ketika serpihan-serpihan dari pesawat dibawa ke daratan.

Seolah rasa empati dan keinginan untuk membantu, baik dalam bentuk pencarian ataupun penyampaian informasi ke publik, telah mengalahkan kesadaran bahwa sebaran Covid-19 masih tinggi tanah air.

Sebagai catatan, data dari Satgas Penanganan Covid-19 per Minggu (10/1), terdapat tambahan 9.640 kasus positif Covid-19 di tanah air. Sementara wilayah DKI Jakarta menjadi daerah dengan penambahan paling banyak, yaitu 2.711 kasus baru.

Data ini setidaknya harus membuat masyarakat yang memasuki wilayah DKI Jakarta melipatgandakan proteksinya. Protokol kesehatan harus disiplin diterapkan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hingga menghindari kerumunan.

Perlu diingat bahwa Covid-19 masuk kategori berbahaya karena proses penyebarannya yang teramat cepat. Atas alasan itu, juga menghindari kerumunan dan menjaga jarak paling ditekankan dalam protokol ini.

Di satu sisi, proses vaksinasi juga masih tahap distribusi dan menunggu izin dari BPOM untuk disuntikkan ke publik.

Singkatnya, jangan sampai rasa kemanusiaan yang tinggi terhadap peristiwa JS-182 membuat masyarakat, khususnya pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pencarian pesawat dan korban menjadi abai dengan keselamatan dirinya sendiri.

Protokol kesehatan harus terus diperhatikan dan dijalankan sehingga tidak muncul klaster baru yang bernama klaster JICT.

Kepada pihak-pihak terkait dengan masalah kesehatan perlu untuk segera turun ke Pelabuhan JICT II dan membuat aturan mengenai penerapan protokol kesehatan di sana.

Per Senin besok (11/1), segala kegiatan yang berlangsung di Pelabuhan JICT II juga harus mengikuti upaya pemerintah dalam menekan laju sebaran corona. Di mana pemerintah telah mengambil kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk wilayah Jawa dan Bali.

Kabar baiknya, aparat kepolisian sudah mulai melakukan aturan jaga jarak bagi pewarta melakukan peliputan. Mereka memberi penandaan dengan cat semprot di lokasi tertentu agar ada jarak antar pewarta dan tidak menimbulkan kerumunan saat peliputan.

Semoga semangat untuk mencari reruntuhan dari Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK-CLC bisa terus dijaga dan diimbangi  dengan penerapan jaminan keselamatan jiwa mereka yang berjuang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA