Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Turki: Kami Bukan Negara Terkaya, Tapi Bangga Menjadi Negara Paling Dermawan Di Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 18 Desember 2020, 06:22 WIB
Turki: Kami Bukan Negara Terkaya, Tapi Bangga Menjadi Negara Paling Dermawan Di Dunia
Ketua parlemen Turki Mustafa Sentop/Net
rmol news logo Virus tidak membedakan orang, kita memiliki rasa sakit dan luka yang sama. Demikian kata Ketua parlemen Turki Mustafa Sentop pada rapat ketua parlemen ke-6 MIKTA, Kamis (17/12) waktu setempat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sentop kembali menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk berjalan bersama melawan virus corona baru demi masa depan yang lebih baik

"Kita harus menyembuhkan lukanya, berjalan ke masa depan bersama tanpa meninggalkan siapa pun," kata Sentop, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (27/12).

Didirikan pada tahun 2013, MIKTA merupakan kemitraan informal yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia.

Dalam pernyataannya, Sentop kembali mengingatkan bahwa Turki memberikan bantuan kepada hampir 160 negara dan 9 organisasi internasional sejak awal wabah virus corona.

"Kami mungkin bukan negara terkaya di dunia, tapi kami bangga menjadi yang paling dermawan di dunia," katanya.

Sentop juga meminta parlemen dunia untuk tidak tinggal diam tentang wabah itu.

“Selama pandemi, terungkap dengan jelas bahwa kesehatan dan ekonomi bukanlah pesaing tetapi saling melengkapi. Jelas juga bahwa parlemen, yang memainkan peran penting dalam politik kesehatan dan ekonomi, tidak dapat menjadi penonton dalam proses ini," tambahnya.

Ketua parlemen juga mengatakan bahwa Turki menampung hampir 4 juta warga Suriah, ini berarti telah menampung dengan jumlah pengungsi tertinggi di dunia selama 6 tahun terakhir.

"Sejak awal wabah, warga Suriah di bawah perlindungan kami dapat memperoleh manfaat dari layanan kesehatan di negara kami atas dasar kesetaraan dengan warga negara kami," katanya.

Sejak muncul Desember lalu, pandemi Covid-19 telah merenggut lebih dari 1,63 juta jiwa di 191 negara dan wilayah.

Lebih dari 73,61 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 41 juta pemulihan, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins AS.

Sementara AS, India, dan Brasil tetap menjadi negara yang paling parah terkena dampak dalam hal jumlah kasus, Eropa berada dalam cengkeraman gelombang kedua yang menghancurkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA