Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kisah-kisah Penyintas Covid-19: Raam Dan Raakhee Punjabi Masih Harus Istirahat Di Rumah

Catatan Ilham Bintang

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ilham-bintang-5'>ILHAM BINTANG</a>
OLEH: ILHAM BINTANG
  • Selasa, 03 November 2020, 19:08 WIB
Kisah-kisah Penyintas Covid-19: Raam Dan Raakhee Punjabi Masih Harus Istirahat Di Rumah
Dian Islamiati/Istimewa
SETELAH dirawat 25 hari di RS Medistra dan 3 kali tes swab PCR, pasangan Raja Sinetron Indonesia, Raam dan Raakhee Punjabi, dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan boleh tinggalkan RS.

Namun, untuk mencapai kondisi normal yang total, pasutri ini masih diminta istirahat 3-4 minggu di rumah.

Raam dirawat di RS MMC pada 2 Oktober lalu, Raakhee sehari kemudian. Rabu 28 Oktober lalu pasutri ini sudah tinggalkan RS Medistra.

Bagaimana kondisi sekarang?

“Sudah ok. Kami sudah diperbolehkan senam dan jogging 30 menit. Saya malah sudah hyperactive. Cuma memang kadang cepat capek. Hari ini, kami kontrol lagi ke Prof Herdiman," ujar Raakhee yang dihubungi Selasa siang (3/11). Prof Herdiman adalah dokter ahli RS Medistra yang intens menangani mereka.

Tetapi Raam dan Raakhee sepakat menaati saran dokter, mereka masih perlu 3 sampai 4 minggu istirahat untuk memulihkan kondisinya.

“Dengan anak-menantu sudah sering ketemu, tetapi dengan cucu, belum. Mungkin pada acara Dipawali 16 November nanti bisa ketemu. Kasihan mereka sudah kangen sekali," cerita Raakhee.

Dipawali adalah acara Tahun Baru India. Tiap tahun Raam dan Raakhee rutin merayakan Dipawali.

“Tapi, tahun ini absen dulu. Paling hanya kumpul dengan anak cucu, itu pun kalau memungkinkan,” kata Raakhee.

Ikuti Prokes

Menurut cerita Raam dan Raakhee, selama pandemi mereka tetap bekerja seperti biasa dengan mematuhi protokol kesehatan. Bahkan, sejak Maret Raam rajin memeriksakan kesehatannya. Sebelum terpapar Covid-19, Raam sudah melakukan rapid test sebanyak 5 kali dan 3 kali swab, dan hasilnya selalu negatif.

Baru pada test tanggal 29 September lalu hasil swab-nya positif. Ia pun mengisolasi diri di rumah. Saat merasakan kondisi lemas, karena oksigen menurun, Raam akhirnya dirujuk ke RS Medistra untuk perawatan intensif.

Raakhee juga rajin rapid dan swab test. Ia hanya kerap merasakan gejala seperti masuk angin atau merasa capek. Pada tanggal 28 September ia kembali memeriksakan diri ke dokter karena merasa lemas.
Test swab-nya ternyata positif. Raakhee pun isolasi mandiri di rumah. Tanggal 3 Oktober dia putuskan masuk RS Medistra supaya penanganan Covid-nya bisa tuntas.

“Romeo & Juliet kembali bertemu di satu kamar isolasi,” komennya bercanda waktu itu.

Raam lahir di Surabaya 6 Oktober 1943, dan menikah dengan Raakhee di Jakarta pada 1971. Hari ulang tahunnya yang ke-77, pada 6 Oktober lalu, dirayakan di kamar RS hanya berdua dengan Raakhee.

“Kami memanjatkan puji syukur, berkat Tuhan dan doa teman semua sehingga kami bisa terbebas dari penyakit ini,” kata wanita yang yang menangani unsur kreatif produksi Multi Vision Plus, perusahaannya.
Raakhee menceritakan, selama dalam perawatan, ia dan Raam mengupayakan berpikir positif. Bercanda-canda. Raam dan dia tetap mengerjakan pekerjaan kantor di RS.

“Tapi, aduh. Jangan sampai tertular Covid-19. Pokoknya, ikuti saran pemerintah untuk menaati protokol kesehatan secara ketat," ujar Raakhee.

Dian Islamiati

Penyintas lain, wartawati senior ABC Australia, Dian Islamiati Fatwa. Rabu 28 Oktober lalu, Dian juga diperbolehkan pulang ke rumah setelah dua pekan di dua rumah sakit. Pertama, 8 hari di RS Siloam Pasar Minggu, 6 hari berikutnya di RS Adhyaksa, Jakarta Timur.

Dian mengaku sejak keluar dari RS, sudah mulai beraktivitas seperti biasa, meski belum full seperti sebelumnya.

“Masih suka capek dan ngos-ngosan,” kata putri tokoh politik, almarhum AM Fatwa ini.

Dian juga mengaku tidak tahu tertular di mana dan oleh siapa.

“Namanya juga pandemik. Semua orang kita temui berpotensi OTG. Yang bisa saya pastikan, tidak tertular di rumah, tapi di luar. Buktinya, orang rumah, Mamah saya dan dua pembantu, semuanya negatif. Untung saja saya tidak menulari mereka,” kata wartawan yang memulai kariernya di RCTI.

Selama dua minggu dirawat di RS, Dian tiap hari menuliskan pengalamannya di laman Facebook-nya. Mulai saat pertama kali divonis negatif, dijemput ambulans, dan ditangani dan dirawat di RS. Ada 12 seri tulisan yang dia rencanakan untuk dibukukan.

Ia berharap buku itu bisa menjadi panduan bagi masyarakat supaya terhindar penularan dan menularkan virus Covid-19. Juga untuk yang sudah tertular, dan dirawat di RS, bisa dapat panduan untuk menjaga semangatnya, menjaga kebahagiaannya.

Ini unsur penting yang dapat menjaga imunitas cukup untuk melawan  virus berbahaya itu, cerita Dian.

“Saya juga mau mengucapkan terima kasih pada tim medis, dokter, dan perawat di RS yang sangat profesional menangani pasien. Semula, saya sempat underestimate pada mereka. Ternyata, yang saya rasakan kebalikannya. Pelayanan di RS bagus banget," kisahnya.

Yang menarik, pengalaman yang dituangkan Dian dalam tulisannya juga dilengkapi istilah-istilah medis yang arti dan fungsi pengobatan diterangkan dengan baik oleh penulis. Sampai ukuran virus itu pun ditulisnya, sangat kecil, sepermiliar meter.

“Perumpaannya, dalam sehelai rambut bisa 400 virus bertengger di situ,“ ulasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA