Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bripka Krispianus Ola, Polisi Teladan Sekaligus Guru Membaca Warga Eks Tim-Tim

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Kamis, 05 Desember 2019, 20:38 WIB
Bripka Krispianus Ola, Polisi Teladan Sekaligus Guru Membaca Warga Eks Tim-Tim
Bripka Krispianus Ola/RMOL
rmol news logo Di samping peranya sebagai Bhabinkamtibmas dalam menciptakan kekondusifitasan, Bripka Krispianus Ola juga menjadi guru bagi masyarakat di Desa Kenebibi yang sebagian besar merupakan mantan pengungsi Timor Timor (Timor Leste).

Desa Kenebibi sebagian besar warganya buta aksara. Sama sekali tak mengenal huruf maupun angka. Tak cuma itu, desa yang terletak di atas bukit di Kecamatan Kakuluk itu juga dikenal sebagai desa yang kerap dibelit berbagai persoalan kriminalitas. Mulai dari perjudian, pencurian, perkelahian anak muda, hingga tindakan asusila.

Dari 2.976 warga Desa Kenebibi, sebanyak 2.120 atau 71 persen buta aksara. Atas kesadaran itu, Bripka Krispianus Ola menyempatkan untuk mengajari anak-anak hingga orang dewasa agar bisa mengenali huruf dan angka. Hal itu rutin ia lakukan sejak 2015 di sela tugasnya sebagai anggota Polri.

“Kebanyakan dari masyarakat eks Timor Timor tahun 1999 mengungsi ke sini dan tinggal di Indonesia, banyak yang tidak sekolah dan tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Akhirnya saya mengambil keputusan membentuk komunitas buta aksara,” kata Kresna Ola saat ditemui di Desa Kenebibi, Kabupaten Belu, NTT, Kamis (5/12).

Saat itu, dirinya mengajar para warga di bawah pohon di sekitar kediaman mereka. Tidak ada alat tulis apalagi peralatan mengajar. “Mereka tulis di paha,” kenang Kresna.

Hingga akhirnya, pada tahun 2018 ia mulai membelikan peralatan tulis dan buku-buku pelajaran sampai membangun rumah merah putih yang dapat dijadikan kelas serta tempat pertemuan bagi warga sekitar.

Saat ini, peserta didiknya sudah ada yang mengenyam sekolah paket C dan sudah banyak yang bisa membaca. Namun di balik prestasi tersebut, tak mudah perjuangan yang dilakukan Polisi yang berdarah Timor Leste ini.

Ia bahkan sempat menggunakan penerjemah yang menguasai bahasa Tetun Belu, bahasa yang digunakan warga lokal eks pengungsi Tim-Tim.

"Waktu itu susah juga mengumpulkan masyarakat karena kebanyakan punya kegiatan masing-masing. Dengan adanya pendekatan, dan kegiatan dari Bhabinkamtibmas setiap hari, pada akhirnya mereka datang dengan sendirinya untuk belajar. Jadi kesadaran dengan butuhnya pendidikan itu sudah ada,” pungkasnya.

Atas kerja tulusnya mengajarkan warga hingga bisa membaca dan menulis, Kresna Ola diganjar penghargaan oleh mantan Kapolri Jenderal (purn) Tito Karnavian sebagai polisi teladan nomor dua tingkat Nasional pada di bulan Juni 2019 yang lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA