Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tergeletak Di Trotoar, Begini Kronologi Polisi Temukan Almarhum Akbar Alamsyah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 11 Oktober 2019, 18:13 WIB
Tergeletak Di Trotoar, Begini Kronologi Polisi Temukan Almarhum Akbar Alamsyah
Kabid Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono/RMOL
rmol news logo Polda Metro Jaya membeberkan kronologi penangkapan terhadap korban meninggal dalam aksi demonstrasi yang di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, aksi unjuk rasa di terjadi di sekitar Gedung DPR/MPR, Kementerian Kehutanan dan di daerah Slipi pada Rabu (25/9).

Aksi yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB berjalan dengan baik dan lancar. Namun, pada malam harinya sekitar pukul 19.30 WIB terjadi bentrokan antara massa dan aparat kepolisian.

"Tiba-tiba muncul gelombang massa yang tidak ada tuntutan apa-apa kemudian langsung melakukan pelemparan kepada petugas. Dilempar dengan batu, kemudian dilempar dengan kayu, ada batako dan juga ada bom molotov," ucap Kombes Pol Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jumat (11/10).

Argo menambahkan, pihaknya masih tetap melakukan tindakan persuasif di daerah Slipi, Jakarta Barat agar massa aksi untuk membubarkan diri lantaran sudah malam.

"Kita tetap persuasif ya di daerah Slipi untuk anggota petugas kepolisian tetap bertahan, kita lakukan himbauan menggunakan, tetap kita menyampaikan bahwa silahkan untuk teman-teman ini sudah malam silahkan bubar dan pulang," katanya.

Hingga Kamis (26/9) sekitar pukul 01.00 WIB, massa masih tetap bertahan dan menyerang aparat kepolisian. Akibatnya, jalan tol dan fasilitas umum rusak. Sehingga aparat kepolisian melakukan upaya penindakan dengan cara menyemprotkan air menggunakan water cannon dan menembakkan gas air mata.

Pada saat itulah, kata Argo, massa perusuh berlarian tak terarah untuk menghindari gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian.

"Dengan adanya pada lari ini, kocar-kacir ingin menyelamatkan diri itu ya tentunya perilaku massa di sana saat dibubarkan kan panik. Namanya panik enggak lihat kanan kiri, lari sekencang-kencangnya apapun yang ada di depannya bisa ditabrak, diinjak bisa ditendang, yang penting dia bisa menyelamatkan diri," paparnya.

Pada pukul 01.30 WIB, pihak kepolisian selanjutnya melakukan upaya penangkapan terhadap perusuh. Pada saat melakukan upaya penangkapan, petugas kepolisian yang bertugas di Polres Metro Jakarta Barat menemukan seorang pria tergeletak di trotoar di daerah Slipi, Jakarta Barat.

"Kemudian anggota ini membantu atau menolong seorang laki-laki yang tergeletak di trotoar itu. Kita tolong, kita bawa ke Polres Metro Jakarta Barat dengan teman-teman atau perusuh lain yang sudah kita lakukan penangkapan disana," tuturnya.

Setelah di Polres Metro Jakarta Barat, para perusuh dilakukan pendataan termasuk Akbar Alamsyah.

Selanjutnya, pada pukul 03.00 WIB, Akbar Alamsyah baru diberikan pertolongan oleh Urkes (Urusan Kedokteran) dari Polres Metro Jakarta Barat.

Tak kunjung sembuh, Akbar selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Pelni pada pukul 07:50 WIB.

Namun, keadaannya tak kunjung membaik. Sehingga Akbar kembali dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (27/9) sekitar pukul 13.18 WIB.

Setelah dirawat selama tiga hari, keadaan Akbar semakin memburuk. Sehingga Akbar dirujuk lagi ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada Senin (30/9).

Namun pada Kamis (10/10), pihak dokter RSPAD menyatakan Akbar Alamsyah telah meninggal dunia.

"Dan tentunya Kami dari pihak kepolisian ikut belasungkawa, ikut berduka cita. Semoga arwahnya diterima disisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," pungkas Argo. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA