Tanah dipijak bersemayam jiwa perwira
Lagu keroncong mengenang gerilya dan jam malam
Lupa kapan terakhir kali ibu tersenyum
Ibu Tanah Air kusam berkebaya
Kain lawas melilit terkoyak
Keriput rupa meradang raga
Terseok langkah melepuh luka
Ibu tanah air tak lagi elok rupa
Tanah berlubang borok bernanah
Hutan sirna berasap bara
Sawah berlantai beton menjulang angkuh tertawa
Ibu tanah air dalam sejarahnya sendiri terhempas
Semua terampas persengkokolan dan keserakahan
Semua terjual demi komisi penguasa edan
Semua tergadai demi hutang asing yang katanya tanpa agunan
Ibu Tanah Air hatinya remuk binasa
Rindu pejuang kehormatan dibela
Pahlawan sejati tersingkir mati
Penghianat sok suci berlomba minta medali
Ibu Tanah Air lidahnya kelu menahan pilu
Rakyat tak mampu kehilangan buku
Rakyat sakit harga obat selangit
Rakyat melarat di rumah sewa sekarat
Ibu Tanah Air menggugat ikrar yang tak tuntas
Keadilan ditentukan penguasa biadab
Kesejahteraan hanya angka di atas kertas
Kemanusiaan tak lagi beradab
Ibu Tanah Air kehilangan cinta anak anaknya
Padahal di sini terlahir dan mati di tanah satu merdeka satu bendera
Kemana perginya ikrar para pemuda?
Kemana proklamasi dituju satu bahtera jelajah samudera?
Ibu Tanah Air nyanyi sendiri lagu pusaka
Tak gentar sorak bergetar
Revolusi perlu sedikit lagi derita dan bersabar?
Setidaknya Merah Putih masih berkibar.
Syriana
16 Agustus 2019