Dua purnama telah merekah
Bayu menyendiri tetirah
Menanti datangnya berkah
Apa gerangan akar derita?
Bagaimana agar bahagia?
Merenung, menyendiri
Dilakukan Bayu berkali-kali
Ia mencari jawaban
Menyelam ke akar persoalan
Haruskah kutunggu Wahyu?
Agar datang jawab yang tak ragu?
Ditahannya itu dahaga
Kadang seharian ia berpuasa
Pencarian yang tak mudah
Jawab tak kunjung tiba
Tiba-tiba datang cahaya
Kunang-kunang hinggap di pikirannya
Membisikannya sebuah mantra
Bacalah realita
Bayu tak tahu artinya apa
-000-
Dua tahun berlalu
Aneka buku dibaca selalu
Filsafat hingga agama
Sejarah hingga sastra
Direnungkan berkali oleh Mona
Apa gerangan akar derita?
Bagaimana agar bahagia?
Problem utama manusia
Baca dan membaca
Hingga matanya merah
Ia mencari solusi
Kepada hidup punya inti
Haruskah kubaca lagi beribu buku?
Agar jumpa solusi baku?
Menyendiri Ia selalu
Hatinya mulai beku
Tiba-tiba datang cahaya
Dari mata, di hati kini bertahta
Tanamkan sebuah mantra
Bacalah realita
Mona tak mengerti itu apa
-000-
Suatu ketika tiada sengaja
Bayu dan Mona membaca berita
Om telolet Om
Om telolet Om
Menjadi trending dunia
Anak-anak itu
Di pinggir jalan berdiri lugu
Menanti bus antar kota
Dengan hati terbuka
Ketika bus datang
Mereka riang
Sambil teriak Om telolet Om
OM TELOLET OM
Supir Bus yang dipanggil Om
Segera memainkan klakson
Telolet, Telolet
Anak-anak melompat girang
Hati mereka senang
Mereka tertawa
Mereka bahagia
Mona dan Bayu terdiam
Om telolet Om memukulnya dalam
Bahagia ternyata mudah
Bahagia itu sederhana
Tak seperti yang ia duga
Bahagia bukan buah beribu buku
Bahagia bukan olah tapa brata
Bahagia itu Om Telolet Om
Sikap hati riang terbuka
Hati yang menikmati segala
Bayu dan Mona berguru
Pada anak-anak di pinggir jalan itu
Cahaya yang datang pada Mona dan Bayu
Ternyata dari mata anak-anak itu.
[***]
Desember 2016
BERITA TERKAIT: