Angin terasa sangat dingin
Mencumbu kulit hingga ke tulang
Menyisahkan bahwa sepi harus mati
Malam ini
Bintang dan bulan terlihat indah
Menari di pucuk langit
Merangkai puisi untuk kekasih di sana
Malam ini
Cahaya bintang
Cahaya bulan
Turun ke akar bumi
Malam ini
Menyinari setiap hitam
Hingga mata bisa melihat
Hingga jemari bisa menggenggam
Malam ini
Hatiku ingin terbang menelan jarak
Hingga ia bisa menyatu dengan bulan
Melepas semua beban
Malam ini
Di bumi dan langit
Hanya kesunyian mendera
Hanya bayang hitam yang menyala
Malam ini
Suara jangkrik bisa kudengar
Rasa sepi membalut tubuh yang sakit
Tertancap pilu di di sekujur jasad
Malam ini
Bumi Tuhan terlihat lebih jujur
Orang orang hidup dalam kepura-puraan lelap ditelan kantuk
Terasa sangat jujur
Malam ini
Puluhan miliar doa
Terbang menembus laksa
Mengitari arsy Alloh
Malam ini
Begitu hening
Selalu kulihat sebuah semangat
Kabulkan doa kami:
Ya Robbana penggallah leher, kedua tangan dan kaki Tuhan bumi! Jangan engkau beri ampunan sedikit pun pada mereka
[***]
Dicuplik Ketua Komando Masyarakat Tertindas Martimus Amin dari puisi tanpa nama pengarang, dengan penambahan judul dan perubahan syair.
BERITA TERKAIT: