Nah, publik media sosial Tanah Air menyoroti praktik bejat makam palsu yang diberitakan sejumlah media massa
online.
Misalkan, melalui jejaring sosial Twitter, akun @Simsonfrasdy menÂgaku tak habis pikir ada praktek bejat seperti itu, "Makam saja dibisÂnisin. Kacau emang."
Akun @sholehah_angel menginÂgatkan para petugas makam untuk ingat mati, "Semoga nggak lupa juga hal yang utama, mempersiapkan kebaikan diri untuk kematian."
Akun @kawa_nita mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghukum mati petugas makam yang memperjualbelikan tanah untuk kuburan secara ilegal, "Yang ketahuan, suruh ngisi makam itu sekarang."
Netizen @desita5769 mensinyalir makam palsu merupakan sepetak tanah kuburan yang sudah dibeli warga, untuk persiapan kuburan anggota keluarga. Jadi praktek makam palsu merupakan tanah makam pesanan. "Buat keluarganya, di-
booking duÂluan. Mereka mau mati cepat-cepat kali tuh. Takut nggak kebagian," cibirnya.
Netizen @PerkututEmas juga mengecam jual beli tanah makam secara ilegal melalui modus makam fiktif. Dia meyakini, tindakan bejat seperti itu layak dihukum dunia akhirat, "Sudah melupakan haram dan dosa...... Ingat siksa kubur itu ada! Dan adanyanya di kuburan," katanya.
Akun @Pras_Tjokro juga menÂgatakan, praktek makam palsu merupakan modus jual beli sepetak tanah makam dengan cara pesanan atau
booking.
Dia mengecam para pihak yang terlibat sebagai manusia bejat. Bahkan saking bejatnya mereka, setan pun iri karena kalah bejat. "Gila... Gimana setan nggak frustrasi? Kelakuan manusia jauh lebih bejat melebihi setan, campuri bisnis setan di kuburan," umpatnya.
Akun @Rimma_8989 meyakini praktek jual beli tanah kuburan denÂgan modus makam fiktif sudah lama berlangsung di sejumlah pemakaÂman Ibu Kota.
Makam-makam palsu, urainya, biasanya berlokasi dekat kuburan anggota keluarga yang sudah meninggal. Nah, makam palsu itu merupakan sepetak tanah kuburan yang di-booking untuk persiapan kuburan anggota keluarga. Agar kuburan keluarga berdekatan.
"Makam fiktif, kalau di kampung biasanya sudah ada yang pesan. Misalnya, suami wafat duluan, bini bisa pesan lokasi makam sebelah kuburan suaminya. Itu lahan bisnis buat tukang gali kubur," jelasnya.
Maraknya praktek makam palsu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Jadi ada oknum nakal. Makam-makam yang di depan itu dikasih batu nisan. Kalau ada yang mau bayar Rp 10 juta, ya digali," ujarnya di Kompleks Balai Kota.
Ahok menuturkan, Pemprov DKI pernah menerjunkan tim ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak. Tim menemukan 80 makam fiktif di salah satu pemakaman umum Ibu Kota tersebut. "Tim turun ke lapangan satu hari, ada yang meÂnemukan 80 lubang bohong (makam fiktif, red)," sesalnya.
Ahok mengakui Pemprov DKI Jakarta kesulitan mengawasi seÂmua petugas makam. Dia meyaÂkini oknum Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta terlibat praktik itu.
Ahok berencana menerapkan pemesanan makam secara
online, "Makanya mesti pakai
online. Nah, kami sudah masukkan online, bayarnya
online. Makanya warga Jakarta jangan mengeluh kalau saya minta segala. pembayaran harus onÂline. Ini untuk kebaikan kita, supaya saya bisa telusuri."
Ahok meyakini sistem
online bisa mengidentifikasi jika terjadi praktik
booking kuburan. Baik pihak keluÂarga yang
booking, maupun petugas yang jual tanah makan ilegal. "Kalau ketahuan ada makam fiktif, ya kami gali," kata Ahok.
Ahok berharap Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Djafar Muchlisin, jujur bertugas dan tegas terhadap bawaÂhannya. "Makanya saya cari orang nggak usah terlalu pinter deh, yang penting rajin, berani dan punya hati, agar bawahannya nggak berani main," tutur Ahok.
Seperti diketahui, Ahok pada pertengahan Juni 2016 mencopot Ratna Diah Kurniati dari jabatan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Ahok mengangkat Djafar yang sebelumnya Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat untuk menggantikan Ratna.
Praktik makam palsu diungkap Dinas Pemakaman dan Pertamanan DKI Jakarta. Pelakunya diduga salÂing terkait, dari warga sekitar TPU, Petugas Harian Lepas (PHL), hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di TPU.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Djafar Muchlisin, mengatakan, pihaknya meÂnemukan 10 makam fiktif dalam seÂhari. Namun, ia meyakini ada makam fiktif di semua wilayah. ***
BERITA TERKAIT: