Informasi dibentuknya tim investigasi disampaikan Luhut saat menghadiri Halaqah Fikih Anti Terorisme di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), kemarin. Tim ini dibentuk untuk mencari data dan fakta mengenai perusahaan Mayfair Internasional Ltd. Luhut disebut menjabat direktur di perusahaan yang terdaftar di Republik Seychelles, negara suaka pajak Afrika itu.
"Saya sudah bayar lawyer untuk menginvestigasi siapa yang bikin cangkang di Panama itu. Yang kedua, ada transaksi? Kalau ada, kepada siapa diberikan. Kalau dapat, nanti terus terang akan lakukan langkah dulu, akan lapor ke Dewan Pers atau bagaimana, saya lagi pertimbangkan dengan cermat," ujar Luhut.
Pernyataan Luhut ini awalnya menjawab pertanyaan audience soal namanya yang disebut-sebut masuk di Panama Papers. Di awal penjelasannya Luhut menegaskan alamat rumahnya yang tertera di Panama Papers salah. Dia juga mengaku tidak mengetahui soal Mayfair Internasional LTD yang disebut-sebut dirinyalah yang berkedudukan sebagai direktur.
"Ditanya kenapa saya tidak laporkan harta kekayaan? Lha, buat apa saya laporkan, pertama memang tidak ada dan transaksi juga tidak ada. Seperti yang anda baca di Tempo hari Senin, itu penjelasannya. Saya tidak tahu tiba-tiba dibikin cover sepeti itu, maka akhirnya muncul hak jawab saya," terang Luhut menjawab pertanyaan audience.
Hak jawab yang dimaksud Luhut adalah, membantah pemberitaan Majalah Tempo edisi 25 April -1 Mei 2016. Berdasarkan investigasi majalah Tempo, nama Luhut tercantum dalam Panama Papers, dokumen firma hukum asal Panama Mossack Fonseca, yang melayani jasa pembuatan perusahaan
offshore atau cangkang.
Dokumen berisi nama-nama perusahaan cangkang di negara suaka pajak itu bocor dan diinvestigasi oleh lebih dari 100 media di dunia, termasuk Tempo dari Indonesia di bawah koordinasi
International Consortium of Investigative Journalists. Di tulis Tempo, saham Mayfair dilaporkan dimiliki oleh PT Buana Inti Energi dan PT Persada Inti Energi. PT Buana memegang 40 ribu lembar saham Mayfair, sedangkan PT Persada mengantongi 10 ribu lembar saham Mayfair. Tiap lembar saham bernilai 1 dolar AS.
PT Buana Inti Energi, salah satu anak perusahaan PT Toba Sejahtera yang didirikan pada 2004 oleh Luhut. Perusahaan ini memiliki empat bisnis inti yakni batubara, minyak gas, pembangkit listrik dan agrikultur. "Saya merasa dicederai. Bukan saya, tapi anak cucu saya. Saya tidak ingin karier saya yang dibangun sejak kecil dari Kopassus berdarah-darah tiba-tiba saya berbohong soal ini. Saya salah satu pembayar pajak yang benar karena saya dapat penghargaan pembayar pajak tidak hanya sekali karena perintah saya ke staf jelas. Pokoknya setiap kewajiban bayar pajak, bayar dengan benar," urai dia.
Pengamat pajak dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Roni Bako menyatakan, langkah Luhut membentuk tim investigasi untuk Panama Papers menandakan dia resah dan terusik. Padahal, status isi Panama Papers belum bisa dipastikan kebenarannya. "Luhut seperti resah dan terusik. Panama Papers kan masih diduga, jadi sebenarnya nggak usah repot-repot bikin tim investigasi. Harusnya Pak Luhut biarkan saja," ujar Roni kepada
Rakyat Merdeka, semalam. ***