Pertempuran tersebut, kata Presiden Jokowi, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, harus besar dentumannya, tegas, serta memberikan efek jera terhadap pelaku yang selama ini menyebabkan dampak yang cukup luas bagi generasi pada saat ini dan mendatang.
"Dari tahun ke tahun peningkatan pengguna, kemudian juga bandar, kemudian juga pelaku dalam jumlah besar yang memasukkan barangnya atau narkoba ke Indonesia meningkat rata-rata 13 persen," kata Pramono mengawali keterangan persnya usai rapat terbatas mengenai Pemberantasan Narkoba dan Program Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Kantor Presiden, Jakarta (24/2).
Pramono mengungkapkan, dalam ratas tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan kementerian/lembaga terkait untuk memutus mata rantai seluruh pintu masuk narkoba.
"Termasuk pintu-pintu kecil, pintu-pintu tikus yang selama ini menjadi tempat penyelundupan narkoba," ujar politisi PDIP ini seperti dilansir dari laman
setkab.go.id.
Presiden Jokowi, lanjut Pramono, meminta Kepala BNN dan Kapolri untuk menyiapkan anjing-anjing pelacak (pasukan K9) dalam jumlah yang signifikan untuk mengendus narkoba untuk membantu pemberantasan dan perang terhadap narkoba.
Kepala BNN Komjen Polisi Budi Waseso (Buwas) menambahkan, bahwa Presiden Jokowi telah menugaskan dirinya untuk menjadi pemimpin dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba serta rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.
"(Presiden) akan melihat dari program-program yang nanti harus dibuat oleh Kepala BNN, tentunya sebagai leader-nya, nanti dengan melibatkan seluruh kementerian, termasuk Pak Kapori, TNI nanti bersatu," kata Buwas.
Kepala BNN mengungkapkan akan ada satuan tugas (Satgas) khusus untuk penanganan masalah narkoba yang terpadu. "Sehingga dalam penanganan urusan narkoba akan ditangani secara bersama-sama sesuai dengan perannya masing-masing," tukas Buwas.
[rus]
BERITA TERKAIT: