PDIP Sesalkan Penyerangan Kader Jelang Pilkada Kalteng

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Sabtu, 23 Januari 2016, 14:19 WIB
‎rmol news logo . Penyerangan terhadap kader PDI Perjuangan menjelang Pilkada Kalimantan Tengah (Kalteng) benar-benar disesalkan. Insiden ini menunjukkan watak kekerasan yang berlebihan serta bertentangan dengan spirit masyarakat Kalimantan Tengah yang cinta damai.

‎"Kami berharap agar aparat keamanan segera mengatasi dan mengantisipasi kemungkinan eskalasi konflik serupa di tempat lain," kata Kordinator Gugus Tugas Pemenangan yang diterjunkan DPP PDI Perjuangan ke Kalteng, Deddy Sitorus, dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 23/1). ‎

‎Deddy juga menganjurkan agar kasus itu segera diproses sesuai hukum yang berlaku, dan berharap agar kejadian serupa tidak berulang.‎

‎"Tindakan yang mengancam nyawa orang lain itu adalah kasus pidana yang harus diproses. Diharapkan agar semua pihak mengedepankan akal sehat dan nurani agar pilgub dapat berjalan dengan bermartabat," ujarnya. 

‎Deddy menyerukan kepada struktural partai serta pendukung pasangan nomor 2, Willy-Wahyudi,  agar mampu menahan diri dan tidak melalukan balasan. Deddy pun percaya aparat di lapangan mampu menyelesaika masalah ini dengan baik. 

‎Terkait kronologis kejadian, Deddy menjelaskan,‎ Pagi tadi sekitar pukul 11.00 WIB sekelompok preman memukuli dan mengejar-ngejar seorang kader PDI Perjuangan di Kecamatan Tanjung Lingga, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. ‎Anggota Badan Pengelola Saksi Partai tingkat Nasional (BSPN) bernama Panji, dihadang sekelompok preman ketika sedang menyiapkan pertemuan warga dengan Idham Samawi, anggota DPR RI yang juga mantan Bupati Bantul, Yogyakarta. 

‎ Idham diketahui berencana melakukan tatap muka dengan warga transmigrasi yang ada disana.‎Sementara Panji adalah petugas BSPN yang sedang melakukan persiapan saksi untuk pilgub yang akan digelar 27 Januari yang akan datang. 

‎Kejadian bermula dari dihentikannya sebuah kendaraan di kawasan Tanjung Lingga. Panji mengira kendaraan tersebut untuk keperluan acara Idham Samawi. Ternyata kendaraan tersebut membawa logistik berupa baju batik dan lainnya milik tim pendukung pasangan calon lain yang akan disebar di desa tersebut. 

‎Sebuah mobil lain yang mengikuti kendaraan tersebut langsung mendatangi dan memukili Panji sambil meneriakkan kata-kata kasar dan ancaman. Panji dan teman-temannya lalu berusaha menyelamatkan diri dan ketika berhasil masuk ke dalam mobil, sekumpukan preman itu lalu memukuli mobil hingga penyok. 

‎"Merasa nyawanya terancam, Panji dan teman-temannya lalu berusaha menyelamatkan diri. Sekelompok preman tersebut terus mengejar," ungkap Deddy. [ysa]‎

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA