"Jokowi harus berani menentukan sikapnya sendiri serta memilih orang-orang yang tepat, serta posisinya juga tepat. Jokowi jangan lemah, harus tegas tentukan menteri pilihannya sendiri dan pilih yang bagus-bagus," kata gurubesar ilmu politik Universitas Indonesia (UI), Budiyatna, kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 4/1).
Budiyatna mengingatkan, bila tak demikian, maka bisa dikatakan Nawacita akan berubah dukacita. Karena itu, agar arah pembangunan sesuai dengan konsep yang telah dirancang, maka Jokowi harus tegas dan fokus, dan tidak lagi menetapkan menteri sesuai dengan pesanan orang-orang sekelilingnnya itu.
"Misalnya Sofyan Djalil itu. Dia orang JK. JK seenaknya saja menenempatkan orang. Sofyan itu bagus karena dia doktor hukum. Tapi kalau dia ditempatkan di Menko Ekonomi dan kini menjadi Kepala Bappenas, mana becus dia. Dia gak bakal becus pimpim Bappenas karena dia statistiknya saja tidak ngerti, Mana menngerti dia perencanaan pembangunan," tegas Budiyatna.
Karena itu, saran Budiyatna, Jokowi harus berani mengganti Sofyan Djalil. Selain Sofyan, menteri lain yang juga layak diganti adalah Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Rini kan ada hubungan dengan RJ Lino. Lino-nya kan bersalah. Lagi-lagi, ini juga orang-orang yang dekat dengan JK," ungkap Budiyatna.
Selanjutnya, tegas Budiyatna, di jajaran Kebinet Kerja yang pantas diganti adalah Jaksa Agung HM Prasetyo. Prasetyo tidak mungkin bersikap adil sebab dia adalah anak buah dari Surya Paloh.
"Dia orangnya Surya Paloh. Kini kan sudah ramai juga ribut-ribut soal dia. Dia harus diganti," ungkap Budiyatna.
[rus]
BERITA TERKAIT: