Misbakhun: Kritik Pada JK Harus Proporsional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 21 Desember 2015, 09:26 WIB
Misbakhun: Kritik Pada JK Harus Proporsional
misbakhun/net
rmol news logo . Latar belakang Jusuf Kalla sebagai pengusaha memang tak bisa dipungkiri. Namun, kritikan kepada JK terkait dengan pertemuan antara kerabatnya Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan bos besar Freeport McMoran James R Moffett harus dilakukan secara proporsional.

Demikian disampaikan Wasekjen DPP Golkar, Mukhammad Misbakhun. Menurut Misbakhun, Aksa Mahmud yang juga adik ipar JK, memang dikenal sebagai pengusaha. Namun bisnis Aksa kini diserahkan ke Erwin Aksa.

Misbakhun menegaskan, sebagai pengusaha tentu bukan persoalan untuk bertemu dengan siapa pun guna menjalin bisnis. Hanya saja, Misbakhun menyarankan agar pertemuan itu tidak dikait-kaitkan dengan JK.

"Kalau pun mereka keluarga Pak JK, ya, jangan dikait-kaitkan dengan Pak JK. Dan sebagai pebisnis, mereka berhak untuk menjalin kemitraan dengan siapapun," ucap Misbakhun.

Ia menegaskan, sebaiknya para pengkritik JK tidak berspekulasi dengan menyebut pertemuan Aksa dengan Jim Bob itu karena pengaruh Wakil Presiden yang juga bekas ketua umum Golkar. Karena itu, harus dipisahkan antara hubungan keluarga dengan bisnis.

"Setiap pengusaha berhak untuk menjalin bisnis dengan pihak manapun. Mereka kan juga punya hak untuk menjalin hubungan dengan siapapun," pungkasnya.

Sebelumnya JK mengakui adanya pertemuan antara Aksa, Erwin dan Jim Bob di kantor Bosowa, Jakarta. Namun, JK menegaskan pertemuan itu berdasarkan keperluan bussines to bussines.

"Itu kan pertemuan bussines to bussines, boleh saja. Apa yang salah? Kita kembali ke zaman kuno tidak boleh pengusaha ketemu pengusaha?," kata JK.

Kendati begitu, JK menyatakan tidak mengetahui isi pembicaraan pertemuan tersebut, termasuk dugaan tentang adanya lobi-lobi politik terkait Freeport. JK justru menantang agar pertemuan itu diungkap.

"Ah saya tidak tahu, dua-duanya pengusaha. Masak tidak boleh. Selidiki saja, bagus itu. Makin diselidiki makin baik buat dunia ini berkembang," sebut mantan Ketum Partai Golkar tersebut. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA