Puan Ketiban Getahnya...

Wakili Presiden di HUT PGRI

Senin, 14 Desember 2015, 08:11 WIB
Puan Ketiban Getahnya...
Puan Maharani:net
rmol news logo Presiden Jokowi yang berhalangan hadir di acara perayaan HUT PGRI, kemarin, membuat ribuan guru yang hadir kecewa. Akibatnya, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang mewakili Jokowi ketiban getahnya. Puan disoraki saat berpidato.

Meski sempat menuai polemik, acara puncak HUT Ke-70 PGRI di Geloran Bung Karno (GBK0, Senayan, berlangsung meriah. Sekitar 100 ribu guru dari berbagai daerah tumplek di sana. Semua tribun terlihat putih-hitam karena para guru kompak berbatik PGRI.

Sejumlah pejabat terlihat hadir, misalnya Ketua DPD Irman Gusman dan Ketua Komisi X DPR Teuku Riefki. Terlihat pula Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Banten Rano Karno. Mereka juga ikutan mengenakan batik PGRI.

Hanya saja, kemeriahan acara ini sepertinya lengkap oleh peserta lantaran ketidakhadiran Presiden Jokowi. Di acara ini, presiden memang tak bisa datang dan mengutus Menteri Puan Maharani untuk menyampaikan sambutan. Otomatis, Puan adalah satu-satunya menteri yang hadir di acara ini. Mendikbud Anies Baswedan dan Menpan Yuddy Crisnandi malah tak hadir. Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang juga akan diberi pengharggan di acara ini tak menampakkan batang hidungnya.

Nah, kekecewaan peserta ini meledak saat Puan hendak naik ke mimbar untuk menyampaikan pidato. Belum apa-apa, suara sorakan "huuuww" sudah terdengar di sudut-sudut tribun. Meski begitu, Puan tak terpengaruh, ia melanjutkan pidatonya. "Saya mewakili Presiden Jokowi menyampaikan salam hangat kepada seluruh guru Indonesia yang hadir pada kesempatan ini," kata Puan, mengawali pidatonya.

Mendengar itu, para guru bukan bertepuk tangan malah menimpalinya dengan sorakan bernada ledekan. "Huuuwww," kata para guru. Kali ini suaranya lebih kencang dan kompak sehingga mendengung di udara.

Puan mencoba menenangkan diri dengan memamerkan senyum. "Sebentar, tadi Pak presiden mau hadir, tapi beliau mengikuti kegiatan lain. Jadi nggak bisa datang," kata Puan, yang justru kembali disambut sorakan.

Putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ini pun terlihat kesal. Ia terdiam beberapa saat lalu menegur para hadirin. "Saya boleh meneruskan atau tidak? Kalau saya boleh meneruskan, tolong didengarkan. Gimana!?" tanya Puan dengan wajah yang mulai terlihat kesal. "Boleeeeh," jawab sebagian hadirin. Puan seperti kurang puas dengan jawaban tersebut. "Bagaimana? Boleh diteruskan?," lanjut Puan. Kali ini jawaban dari hadirin lebih kompak. Puas mendapatkan jawaban, Puan berpidato sampai selesai.

Dalam pidatonya, Puan menyampaikan pemerintah akan terus meningkatkan kesejahteraan para guru. "Tapi harus ada pemahaman yang sama. Perlu gotong royong membangun bangsa sebagai sebuah keluarga bangsa Indonesia. Pemerintah, Insya Allah akan bersama PGRI," ujar dia, yang kali ini disambut tepuk tangan meriah.

Sorakan hadirin kepada Puan hanya di atas panggung. Usai acara, Puan langsung dikerubuti para guru layaknya artis. Mereka ingin bersalaman dan meminta foto bersama atau selfie. Eks Ketua Fraksi PDIP ini pun melayani dengan senyuman.

Acara HUT PGRI itu memang sempat menjadi polemik. Pasalnya, Menpan Yuddy Chrisnandi dan Mendikbud Anies Baswedan mengeluarkan surat edaran. Isinya mengimbau para guru agar tak hadir di acara HUT PGRI. Alasannya, rangkaian perayaan Hari Guru Nasional (HGN) telah tuntas November lalu.

Terkait ini, Puan dalam sambutannya mengatakan pemerintah tengah membahas aturan soal organisasi profesi guru. Hal itu bukan untuk membatasi guru berorganisasi, justru demi mendorong peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik.

Ke mana Menteri Anies? Bekas Rektor Universitas Paramadina itu mengatakan tak hadir karena tidak mendapat undangan resmi. "Mendikbud tidak diundang karena itu tidak hadir dalam acara di Gelora Bung Karno," ujar Anies dalam keterangan tertulis kepada wartawan, kemarin.

"Acara HUT PGRI, yang untuk pertama kalinya juga diputuskan digeser oleh PGRI ke bulan Desember, adalah kegiatan internal organisasi yang patut dihormati sesuai dengan perundangan yang memberikan hak untuk berkumpul dan berserikat," pungkas Anies. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA