PILKADA SERENTAK

Angka Golput Yang Tinggi Harus Jadi Bahan Evaluasi!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Kamis, 10 Desember 2015, 06:58 WIB
rmol news logo . Problem Pilkada sesungguhnya adalah partisipasi rakyat. Dan angka golput yang tinggi menjadi ukuran bahwa apatisme rakyat terhadap pergantian pemimpin daerah masih merupakan hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan Pilkada dimasa yang akan datang.

Demikian dikatakan Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Lidya Natalia Sartono, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 10/12).

Menurut Lidya, Pilkada bisa dikatakan berhasil bila angka golput semakin turun atau bahkan tidak ada sama sekali. Dan kasus partisipiasi yang rendah ini terjadi di Samarinda, dengan angka golput mencapai 53 persen lebih.

"Ini jelas problem bagi kita, sebab negara boleh bangga dengan keberhasilan penerapan demokrasi, tetapi dengan angka golput yang masih kita temui dalam pilkada, tentu kita harus bicara juga tentang evaluasi," demikian Lidya. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA