Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jelang Hari H, Pengamanan Pilkada Lebih Banyak Disorot

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 08 Desember 2015, 15:58 WIB
Jelang Hari H, Pengamanan Pilkada Lebih Banyak Disorot
rustika herlambang
rmol news logo Pemilihan kepala daerah akan digelar di 269 daerah besok (Selasa, 8/12).

Bagaimana pemberitaan media terhadap pilkada yang pertama kali akan digelar secara langsung tersebut?

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang, menjelaskan dalam sepekan terakhir pemberitaan mengenai topik pilkada mencapai 10.341 berita dari 309 media online seluruh Indonesia. Sentimen dengan pernyataan negatif ditemukan sebanyak 17,15 persen.

Menurutnya, situasi itu bisa dikatakan membaik mengingat pembicaraan mengenai konflik atau persoalan pilkada sempat mencuat tinggi pada tiga bulan sebelumnya yang mencapai 29%, dan menurun menjelang pelaksanaan pilkada.

"Situasi konflik pilkada menurun jauh sejak enam bulan terakhir," ujar Rustika dalam keterangan persnya saat memaparkan hasil riset bertajuk "Pilkada dalam Potret Intelijen Media", Selasa (8/12). I2 merupakan sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence).

Media di Indonesia memotret situasi konflik pilkada sebanyak 18 persen dalam seminggu terakhir. Sementara itu, kata dia, pemberitaan mengenai kesiapan pengamanan pilkada yang dilakukan sangat baik oleh Polri dan TNI di seluruh wilayah di Indonesia mencapai 81 persen, dengan 61 persen oleh Polri dan 20,83 persen oleh TNI.

"Narasumber yang paling banyak dikutip media pada pekan ini adalah Husni Kamil Malik, Tjahjo Kumolo, Hasto Kristianto, serta Presiden Jokowi," katanya menambahkan.

Rustika melanjutkan dibandingkan berbagai isu terbesar dalam pilkada seperti surat suara, anggaran pilkada, konflik pilkada, pengamanan pilkada, serta politik uang, isu pengamanan jauh lebih tinggi yakni 61 persen. Disusul oleh isu surat suara 17,26 persen, konflik 15,32 persen, politik uang 13,44 persen, serta anggaran 10 persen.

Dalam hal pemberitaan, kata dia, konflik pilkada mengemuka di wilayah Sulut (43 persen), Maluku Utara (35 persen), Gorontalo, Jawa Timur (31 persen), Yogyakarta dan Riau (30 persen). "Ini berarti, meskipun potensi konflik tinggi, namun aparat keamanan sudah mengantisipasi," tegas Rustika.

Konflik pilkada terbesar, diberitakan di Sulut karena adanya potensi rawan bentrok, anggaran bermasalah, juga karena kasus Imba-Bobby. "Terkait dengan Maluku utara, Bawaslu menganggap bahwa wilayah tersebut rawan konflik," tuturnya.

Sementara itu, politik uang paling banyak diberitakan di wilayah Jatim, Jateng, Yogyakarta, Riau, Sumut, Sulut, dan Kalsel. Sementara itu, untuk isu surat suara lebih pada masalah surat suara yang rusak dan distribusi surat suara yang terus sedang dilakukan. Wilayah terbesar dibicarakan adalah Jatim, Jabar, Jateng, Kalteng, dan Sumut. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA